Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bang Pi'ie, Preman Senen yang Jadi Menteri

Kompas.com - 06/05/2022, 00:15 WIB
Tari Oktaviani,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Betawi terkenal dengan banyaknya jawara di era dahulu. Salah satunya yaitu Bang Pi'ie.

Bang Pi'ie yang memiliki nama lengkap Imam Syafi'ie ini merupakan salah satu tokoh legendaris betawi. Imam Syafi'ie atau Imam Safe'i terkenal karena menampung para pedagang kecil, buruh, preman, gelandangan, dan pencopet di Senen.

Ia juga mengumpulkan para jawara dari berbagai tempat di Jakarta. Termasuk jawara yang bukan dari asli betawi.

Dari sana, Ia kemudian mendirikan organisasi yang dinamakan Oesaha Pemoeda Indonesia (OPI). Bukan melakukan tindakan negatif namun justru perkumpulan ini sering membantu melakukan perlawanan kepada pasukan NICA, penjajah dari Belanda.

Berkat itu, Bang Pi'ie kerap dianggap sebagai pemimpin di organisasi tersebut. Ia pun dikenal karena jasa-jasanya.

Berjuang melawan Belanda

Bang Pi'ie merupakan anak Betawi asli kelahiran Pejaten, Jakarta Selatan. Tidak diketahui waktu persis kelahirannya.

Menjelang kemerdekaan, Bang Pi'ie mengumpulkan para jawara di Pasar Senen yang dahulu namanya Pasar Snees. Mereka diajak bergabung dalam Pasukan Istimewa (PI) yang langsung di bawah komandonya.

Berbagai pertempuran dilakukan pasukan ini di berbagai tempat di Jakarta yang sedang bergolak melawan pasukan NICA. Seperti pertempuran di belakang bioskop Rex, bioskop Rialto yang kini bernama Gedung Wayang Orang Senen, Kwitang, dan Gang Sentiong.

Berkat bantuan anak buah Bang Pi'ie di bawah komandonya, banyak serdadu Belanda yang tewas hingga akhirnya kemerdekaan diperoleh seutuhnya.

Menguasai Senen

Pascakemenangan melawan pasukan NICA, tidak ada satu pun anak buah Bang Pi'ie yang mendapat penghargaan. Hanya Bang Pi'ie, berpangkat kapten merupakan perwira yang diperbantukan di Komando Militer Kota Besar Djakarta Raya (KMKBDR).

Bang Pi'ie kemudian menghimpun para pejuang kemerdekaan itu dalam organisasi Cobra. Di sana, Bang Pi'ie mendidik anggotanya dengan disiplin. Jika kedapatan anggota yang melakukan kejahatan maka akan diberi hukuman.

Namun jika ada anggota yang melakukan kejahatan karena tidak memiliki pekerjaan dan uang maka Bang Pi'ie memberikan modal usaha. Bila anggota tersebut sudah mendapat bantuan modal namun tetap melakukan kejahatan, maka ada hukuman berupa cambukan buntut ikan Pari yang berduri tajam dan bergerigi.

Hukuman ini lebih baik bila dibandingkan dipukul dengan tangan, karena konon tangan kiri Bang Pi’ie merupakan pukulan maut yang tidak seorang pun tahan dengan pukulannya.

Kedekatannya dengan para ulama menjadi salah satu alasan keberhasilan organisasi Cobra dalam menumpas kejahatan di Jakarta. Bang Pi'ie terkenal dekat hubungannya dengan para ulama.

Bahkan konon banyak jawara Betawi yang mendapat ilmu kanuragan sebagai perlindungan diri yang didapatkan dari para ulama. Kedekatan Bang Pi'ie dengan para ulama dapat dilihat dari hubungannya dengan Majelis Taklim Kwitang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com