Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantu Peziarah Saat Lebaran, Bocah Penyiram Makam Kumpulkan Rp 1 Juta Sehari

Kompas.com - 06/05/2022, 18:55 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari Raya Idul Fitri tahun ini menjadi berkah berkali-kali lipat bagi para bocah penyiram makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tegal Alur, Jakarta Barat.

Naufal (11) merupakan satu dari ratusan bocah penyiram kuburan di sana. Naufal yang masih kelas 5 sekolah dasar ini biasa datang setiap hari sepulang sekolah.

Baca juga: Lebih dari 1.000 Peziarah Padati TPU Tegal Alur Saat Hari Raya Lebaran

Sepulang sekolah, sembari menenteng ember berisi air yang terbuat dari kaleng biskuit, ia menawarkan jasanya kepada para peziarah yang datang.

"Di sini kerjanya nyiram kuburan sama ngebersihin rumput. Bantu nyariin letak kuburan juga. Kadang kalau peziarahnya perlu Pak Ustaz, ya saya bantu manggilin Ustaz, atau manggilin tukang pacul juga," kata Naufal.

TPU Tegal Alur merupakan salah satu permakaman rujukan untuk pasien maupun pemakaman dengan protokol Covid-19. Dalam dua tahun terakhir, luas area permakaman kian bertambah.

Naufal sudah sekitar 5 tahun menawarkan jasa tersebut di TPU Tegal Alur. Peziarah yang ia bantu biasanya memberikan sedikit uang sebagai ucapan terima kasih.

"Dikasih uang, seikhlasnya. Kadang Rp 5.000 atau Rp 10.000. Kadang Rp 2.000 kayak tadi. Kadang enggak dibayar. Tapi enggak sebel. Seneng aja aku mah," kata Naufal.

Pendapatan yang ia dapat setiap harinya berbeda, tergantung banyaknya peziarah yang datang. Pada Lebaran kali ini, ia bersyukur karena seperti mendapat durian runtuh.

"Saya lebaran pertama kemarin tuh, bisa dapat Rp 1 juta. Hari kedua Rp 300.000. Padahal, Lebaran sebelum corona cuma dapat Rp 200.000 paling banyak. Tapi itu kalau saya datang jam 7 pagi sampai habis Maghrib," kata Naufal sambil tersenyum bangga.

Baca juga: Jumat Besok, TPU Tegal Alur Diprediksi Kembali Ramai oleh Peziarah

Naufal mengaku baru pertama kali memegang uang sebanyak itu. Apalagi, uang tersebut dihasilkan dari jerih payahnya sendiri.

Uang tersebut pun kemudian diberikan kepada sang Ibu. Oleh sang Ibu, uang tersebut dikembalilan kepada Naufal dalam bentuk sebuah ponsel.

"Uangnya dikasih ke Ibu, tapi aku pakai buat jajan sedikit. Habis itu sama Ibu jadi dikasih HP buat sekolah," kata Naufal yang sempat kesulitan ketika sekolah menerapkan pembelajaran jarak jauh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com