Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Tertibkan PKL, Pemkot Tangerang Berencana Bikin Taman di Bibir Kali Sipon

Kompas.com - 09/05/2022, 22:33 WIB
Muhammad Naufal,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang berencana membuat taman di sepanjang bibir Kali Sipon, Kecamatan Cipondoh, setelah menertibkan para pedagang kaki lima (PKL). Adapun penertiban PKL di bibir Kali Sipon dilakukan pada Minggu (1/5/2022).

Camat Cipondoh Rizal Ridolloh berujar, pembuatan taman itu rencananya bakal dilakukan oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Pertamanan (Disbudparman) Kota Tangerang.

"Mau dibuat taman nanti di pinggir Kali Sipon sama Disbudparman," paparnya, kepada wartawan, Senin (9/5/2022).

Baca juga: Tertibkan PKL di Bibir Kali Sipon, Satpol PP Kota Tangerang Berjaga 24 Jam Selama 2 Minggu

Kendati demikian, Rizal tak mengetahui tahap pembuatan taman itu akan dimulai. Menurut dia, pihak Kecamatan Cipondoh tidak turut mengurusi soal pembuatan taman itu.

Wacana tersebut, kata Rizal, merupakan tanggung jawab dari Disbudparman Kota Tangerang.

"Kalau itu (pembuatan taman), saya tidak tahu. Itu adanya di Disbudparman," tutur Rizal.

Plt Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangerang Deni Koswara sebelumnya berujar, PKL yang mendirikan kiosnya di bibir kali tersebut telah melanggar peraturan daerah (Perda) ketertiban umum.

Satpol PP Kota Tangerang pun bersiaga di dekat Kali Sipon agar para PKL itu tak kembali mendirikan kiosnya, hingga Jumat (13/5/2022).

"Sehingga langkah penertiban ini harus dilakukan Pemkot Tangerang, terlebih banyaknya masyarakat yang mengeluhkan kekumuhan dan kesemrawutan lalu lintas (di sekitar Kali Sipon)," papar Deni, dalam keterangannya, Senin.

Baca juga: Sampah Menumpuk di Kali Sipon, Timbulkan Bau Tak Sedap hingga Berasal dari Pedagang di Bibir Sungai

Satpol PP Kota Tangerang bakal berjaga di kali tersebut sembari mengevaluasi program yang bakal diterapkan di Kali Sipon.

Deni menyebutkan, salah satu program yang akan diterapkan di sana adalah pembangunan taman atau ruang terbuka hijau.

Dalam kesempatan itu, ia meminta para PKL bisa memahami alasan penindakan tersebut.

"Saya berharap, pedagang dapat mengerti atas tindakan penertiban ini. Kami paham (PKL berjualan di bibir Kali Sipon untuk) mencari penghasilan. Namun, secara aturan, ini melanggar," kata Deni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masuk Bursa Cagub DKI dari PKS, Khoirudin: Saya Kawal dari Dewan Saja...

Masuk Bursa Cagub DKI dari PKS, Khoirudin: Saya Kawal dari Dewan Saja...

Megapolitan
Maju di Pilwalkot Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Daftar Lewat Gerindra

Maju di Pilwalkot Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Daftar Lewat Gerindra

Megapolitan
Pendapatan Ojek Sampan Tak Cukupi Biaya Hidup, Bakar Terpaksa Berutang Untuk Makan

Pendapatan Ojek Sampan Tak Cukupi Biaya Hidup, Bakar Terpaksa Berutang Untuk Makan

Megapolitan
Pascalebaran, Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Tembus Rp 80.000 per Kilogram

Pascalebaran, Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Tembus Rp 80.000 per Kilogram

Megapolitan
Jadwal Pra PPDB SD dan SMP Kota Tangerang 2024 dan Cara Daftarnya

Jadwal Pra PPDB SD dan SMP Kota Tangerang 2024 dan Cara Daftarnya

Megapolitan
BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

Megapolitan
Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Megapolitan
Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu 'Video Call' Setiap Hari?

Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu "Video Call" Setiap Hari?

Megapolitan
Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Megapolitan
Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Megapolitan
Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com