Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS Bantah Program Pemkot Depok Dipolitisasi untuk Kepentingan Partai

Kompas.com - 10/05/2022, 19:40 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Partai Keadilan Sejahtera membantah mempolitisasi program Kartu  Depok Sejahtera (KDS) untuk kepentigan elektoral partai. 

Ketua Fraksi PKS di DPRD Depok Hafidz Nasir menegaskan, KDS sejak awal adalah program yang dirancang Wali Kota Mohammad Idris untuk membantu masyarakat tak mampu.

"KDS itu kan untuk menolong orang tidak mampu. Sejak awal warga sangat antusias dengan KDS," kata Hafidz Nasir kepada Kompas.com, Selasa (10/5/2022).

Baca juga: Layangkan Mosi Tidak Percaya, Anggota DPRD Tuduh Program Pemkot Depok Dipolitisasi untuk Kepentingan PKS

Nasir mengatakan, Fraksi PKS juga selama ini turut melakukan pengawasan pada seluruh program Pemkot Depok, termasuk KDS.

Meski Wali Kota Mohammad Idris adalah kader PKS, ia memastikan hal itu tidak membuat Fraksi PKS menjadi lalai dalam menjalankan tugas pengawasannya. 

Ia pun mengakui program KDS yang memiliki tujuh manfaat ini masih memiliki kekurangan, khususnya pada basis data penerima bantuan.

 

Ia menyebut Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang dijadikan basis data penerima program KDS tidak sepenuhnya akurat. 

Baca juga: Politikus Gerindra Ingatkan Pemprov DKI Tak Mobilisasi ASN untuk Hadiri Formula E Jakarta

Banyak warga tidak mampu yang layak menerima bantuan justru tak terdaftar di DTKS.

Menurut dia, hal itu salah satunya disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang membuat ekonomi warga terpuruk. 

"Karena Pandemi Covid-19 ada banyak yang tiba-tiba miskin karena di PHK atau usahanya bangkrut, tapi belum terdaftar di DTKS. Mereka harus diberi kesempatan juga untuk dilakukan verifikasi faktual. Verifikasi ini harus rutin dilakukan Pemkot Depok," kata dia. 

"Kalaupun ada masalah DTKS itu mari sama-sama kita perbaiki," sambungnya. 

Baca juga: Polisi Sebut Lifeguard di Taman Herbal Insani Depok Ada yang Tak Bisa Berenang

Diberitakan sebelumnya, 38 anggota DPRD Depok melayangkan mosi tidak percaya pada Wali Kota Depok Mohammad Idris dan Ketua DPRD Depok Ketua DPRD Kota Depok Tengku Muhammad Yusufsyah Putra. Keduanya adalah kader PKS. 

Sebanyak 38 anggota DPRD Depok itu berasal dari beberapa fraksi yakni Fraksi PDI-P, PAN, Gerindra, Golkar, Demokrat, PPP, dan PKB-PSI.

Anggota Fraksi PKB-PSI Babai Suhaimi mengatakan, hanya anggota DPRD dari Fraksi PKS yang tidak melayangkan mosi tidak percaya.

"38 anggota DPRD minus Fraksi PKS menggugat pemerintah dan melakukan mosi tidak percaya kepada Ketua DPRD Kota Depok," kata Babai dalam keterangannya, Senin (10/5/2022).

Baca juga: 38 Anggota DPRD Ajukan Mosi Tak Percaya ke Wali Kota Depok, PKS: Tak Diatur di Tata Tertib

 

Babai mengatakan, dari hasil evaluasi individu anggota DPRD dan pengawasan Komisi D, ditemukan bahwa pelaksanaan program KDS tidak transparan.

"Ada kejanggalan dan ada tindakan tidak transparan serta mempolitisasi program KDS untuk kepentingan partai penguasa. Partai katakanlah PKS itu sendiri," kata Babai.

Babai mengungkapkan, KDS diberikan secara tidak merata kepada masyarakat. Selain itu, penunjukan koordinator lapangan dinilai tidak transparan. Menurut Babai, berdasarkan hasil temuan di lapangan, para koordinator program KDS merupakan kader-kader PKS.

"Di dalam proses penerapan koordinatornya itu tidak pernah dibicarakan oleh siapa pun, dalam hal ini DPRD Komisi D, kemudian tidak jelas siapa orangnya, bahkan ternyata banyak di lapangan kader-kader PKS," ungkap Babai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com