JAKARTA, KOMPAS.com - Manager Pengembang dan Pengawas Internal Taman Herbal Insani, Hendro Triatmojo mengakui ada penjaga kolam renang yang tak bisa berenang saat seorang bocah 4 tahun tewas tenggelam di kolam renang tersebut.
Ia menyebut, penjaga kolam yang dimaksud polisi itu adalah pekerja paruh waktu yang saat itu kebetulan ditugaskan untuk menjaga kolam.
"Bukan lifeguard, tetapi anak part time yang diperbantukan untuk penjagaan (di area kolam renang)," kata Hendro saat dikonfirmasi, Rabu (11/5/2022).
Baca juga: Polisi Sebut Lifeguard di Taman Herbal Insani Depok Ada yang Tak Bisa Berenang
Ia memastikan seluruh karyawan yang memang berprofesi sebagai lifeguard di Taman Herbal Insani bisa berenang.
Bahkan pihak manajemen selalu memberikan pelatihan kepada para lifeguard-nya secara berkala.
Namun ia juga tak membantah keterangan polisi bahwa lifeguard di Taman Herbal Insani belum tersertifikasi.
"Secara resmi memang belum (ada sertifikat kompetensi lifeguard). Tetapi secara internal adalah pelatihan," ujar Hendro.
Baca juga: Kronologi Bocah 4 Tahun Tewas Tenggelam di Taman Herbal Insani Depok Menurut Pengelola
Hendro memastikan, pengelola dalam waktu dekat bakal memfasilitasi para penjaga kolam renang agar berlisensi resmi sebagai lifeguard yang andal.
"Ke depannya ingin kita resmikan sertifikatnya agar menjadi lifeguard profesional," kata Hendro.
Sebelumnya diberitakan, polisi terus mengusut kasus tewasnya bocah berinisial MI (4) yang tenggelam di Kolam Renang Taman Herbal Insani, Duren Seribu, Bojongsari, Depok, pada Jumat (6/5/2022).
"Tetap berjalan ya. Kami masih periksa saksi-saksi dari delapan orang lifeguard-nya dan hari ini tiga karyawan level manager mereka (diperiksa)," kata Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Bojongsari, Kompol Ronny saat dikonfirmasi, Senin (9/5/2022).
Baca juga: Bocah 4 Tahun Tewas Tenggelam di Taman Herbal Insani, Tempat Wisata Itu Kini Tutup Sementara
Dari hasil pemeriksaan saksi, lanjut Ronny, pihak penyidik menemukan fakta bahwa petugas penjaga kolam renang tidak mempunyai kompetensi sebagai lifeguard.
"Iya semuanya (tidak punya kompetensi sebagai lifeguard), bahkan ada yang enggak bisa renang. Bukti otentiknya, sertifikasi segala macam yang menyatakan mereka sudah melakukan latihan sebagai lifeguard itu tidak ada," ujar Ronny.
Disisi lain, Ronny menyatakan telah mengimbau para pelaku wisata air di wilayah hukumnya untuk memberikan pelatihan terhadap para lifeguard. Tujuannya untuk mencegah insiden yang tidak diinginkan.
"Saya sudah ingatkan para pengelola-pengelola wisata supaya lifeguard-nya dilakukan pelatihan," tutur Ronny.
(Penulis : M Chaerul Halim | Editor : Ambaranie Nadia Kemala Movanita)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.