JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman, meminta masyarakat tak takut berlebihan dan juga tidak terlalu percaya diri dalam menyikapi penularan hepatitis akut.
Ia mengatakan, masyarakat sebaiknya terus memantau perkembangan informasi tentang penularan hepatitis akut sehingga bisa menyikapinya secara tepat.
"Mari terus mencermati termasuk perkembangan hepatitis ini supaya tidak salah persepsi, tidak salah informasi. Supaya tidak ketakutan berlebihan dan tidak overconfidence," ujar Dicky saat dihubungi, Kamis (12/5/2022).
Baca juga: Cegah Covid-19 dan Hepatitis Akut, SMPN 44 Kota Bekasi Tutup Kantin Selama PTM
Ia mengatakan, penularan hepatitis akut harus disikapi layaknya Covid-19, sehingga masyarakat harus menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Karena itu, pola hidup bersih seperti mencuci tangan setelah beraktivitas dan sebelum makan harus terus dilakukan. Masyarakat juga diminta untuk rutin membersihkan lingkungan tempat tinggalnya untuk mencegah penularan hepatitis akut.
"Pola hidup bersih dan sehat harus dimulai dari sekarang. Ada atau tidak ada hepatitis kita harus tetap seperti itu. Hidup bersih dan sehat," kata Dicky.
Sebelumnya Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, kasus dugaan hepatitis akut misterius di Jakarta mencapai angka 21 hingga Rabu (11/5/2022). Riza mengatakan, dari 21 dugaan kasus yang ditemukan, tiga di antaranya meninggal dunia.
"Data sementara ada 21 kasus yang diduga terkait hepatitis akut, meski demikian ini masih dalam proses penyelidikan epidemiolog," kata Riza saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (11/5/2022).
Baca juga: Pemkot Jaksel Sebut Belum Ada Kasus Hepatitis Akut Misterius di Wilayahnya
Kendati demikian, Riza tidak merinci kasus hepatitis akut tersebut tersebar di daerah mana saja. "Nanti dicek datanya ke Dinkes," imbuh dia.
Yang tertular mayoritas berusia di bawah 16 tahun Ia mengatakan, dari 21 dugaan kasus hepatitis akut yang ditemukan di Jakarta, mayoritas berusia di bawah 16 tahun.
"Dari 21 kasus, 14 orang termasuk tiga yang meninggal berusia kurang dari 16 tahun," ujar Riza.
Sedangkan tujuh orang lainnya, kata Riza, berusia di atas 16 tahun lebih. Riza menjelaskan 14 orang yang berusia kurang dari 16 yahun tersebut masih dalam proses penyelesaian pemeriksaan hepatitis.
"Belum semua lengkap jenis pemeriksaan Hepatitis A-E sehingga semua masih berstatus pending clasification," tutur Riza.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.