Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perubahan Rute KRL Dinilai Abaikan Kenyamanan Penumpang

Kompas.com - 30/05/2022, 17:53 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat transportasi Deddy Herlambang menilai perubahan rute Kereta Rel Listrik (KRL) mengabaikan kenyamanan penumpang. Ia mengatakan kebijakan itu dibuat semata-mata untuk kemudahan pengoperasionalan kereta, tanpa memperhatikan kenyamanan penumpang.

"Kenyataan ini menunjukkan bahwa perencanaan ini masih berdasar pada kemudahan pola operasi kereta, daripada merencanakan pada kemudahan pelayanan kepada pengguna atau penumpang komuter yang setiap hari menggunakan KRL," kata Deddy saat dihubungi, Senn (30/5/2022).

Deddy pun mengatakan perubahan rute KRL saat ini juga merugikan penumpang, khususnya para penumpang dari Bogor dan Depok yang hendak menuju Stasiun Sudirman dan Tanah Abang.

Baca juga: Pengamat Sebut Perubahan Rute KRL Rugikan Penumpang

 

Padahal menurut Deddy pola operasional KRL sebelumnya sudah tepat dan memudahkan para penumpang. 

"Kini sebagai lintas okupansi terbanyak, penumpang dari Bogor dan Depok malah diganti disuruh transit di Manggarai. Transitnya juga tidak manusiawi. Naik turun tangga dari lantai 1 ke lantai 3 atau sebaliknya" ujar Deddy.

Ia mengatakan, semestinya KAI Commuter menambah kenyamanan bagi para penumpang yang merupakan konsumen utama.

"Lebih tepatnya pengguna KRL saat ini bagusnya dirawat dengan baik. Bila kecewa dapat pindah ke moda lain. Atau yang kita takutkan akan balik menggunakan kendaraan pribadi bagi mereka penumpang yang tujuannya dekat," ucap Deddy.

Adapun sejumlah penumpang di Stasiun Bogor, Jawa Barat, mengeluhkan perubahan rute kereta rel listrik (KRL) commuterline yang tak lagi melayani perjalanan langsung ke Stasiun Tanah Abang, Stasiun Sudirman, dan Stasiun Kampung Bandan.

Baca juga: Penumpang KRL di Stasiun Bogor Keluhkan Perubahan Rute karena Dinilai Lebih Ribet

Dede, salah satu penumpang KRL, menilai kebijakan itu justru lebih rumit. Ia mengatakan, perubahan rute perjalanan menyebabkan penumpukan penumpang di Stasiun Manggarai sebagai stasiun transit sebelum menuju ke tiga stasiun tersebut.

"Repot banget, enggak enak. Selain itu harus bertumpuk di Manggarai," kata Dede, Senin (30/5/2022).

"Satu lagi, kita juga harus lari-lari kan, ngumpul. Kalau kemarin kan enak, dari Stasiun Bogor ke Stasiun Tanah Abang tinggal duduk, sampai. Sekarang, benar-benar repot," sambungnya.

Penumpang lainnya, Diki, mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya, aturan baru itu malah membuat waktu perjalanan menjadi lebih lama.

"Sekarang kayaknya sih lebih ribet. Mau ke Tangerang seharusnya bisa lewat Jatinegara, sekarang harus turun di Manggarai terus naik lagi yang ke Duri. Jadi lebih ribet," ungkap Diki.

Baca juga: Hari Ketiga Perubahan Rute KRL, Penumpang Masih Kebingungan dan Berangkat Lebih Pagi

Seperti diketahui, perubahan rute perjalanan kereta rel listrik (KRL) Commuterline dari Bogor, Depok, dan Nambo menuju ke Jakarta resmi berlaku pada tanggal 28 Mei 2022.

Kini perjalanan KRL lintas Bogor tak lagi melayani perjalanan langsung ke Stasiun Tanah Abang, Stasiun Sudirman, dan Stasiun Kampung Bandan. Perubahan ini terjadi seiring pelaksanaan switch over (SO) ke-5 di Stasiun Manggarai.

Vice President (VP) Corporate Communication Secretary KAI Commuter Anne Purba menjelaskan, dalam pelaksanaan SO ke-5 tersebut, perjalanan KRL lintas Bogor hanya melayani relasi Bogor, Depok, dan Nambo menuju Jakarta Kota melalui Stasiun Manggarai.

"Para pengguna yang akan menuju ketiga stasiun tersebut dapat melakukan transit di Stasiun Manggarai dan menunggu keberangkatan KRL di peron jalur 6 atau 7," kata Anne.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com