Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soroti Kasus Bocah di Serpong Disundut Rokok, Kementerian PPPA Sebut Itu Kekerasan Ekstrem

Kompas.com - 01/06/2022, 07:13 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) menyoroti kasus kekerasan anak yang terjadi di Serpong, Tangerang Selatan.

Deputi Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA Nahar mengatakan, selama menangani kasus anak, pihaknya menemukan kasus lain yang serupa, yakni diduga dipicu kekalahan dalam bermain gim online.

Akan tetapi, kata dia, baru kali ini pihaknya menemukan adanya korban yang disundut dengan rokok menyala.

"Ada (penyebab gim online), tapi problemnya kalau di sini hal ekstrem menggunakan sundut rokok," ujar Nahar di Kantor P2TP2A Tangsel, Selasa (31/5/2022).

Baca juga: Kementerian PPPA Berharap Anak Korban Kekerasan di Serpong Tangsel Bisa Beraktivitas Kembali

Menurut Nahar, perbuatan para pelaku sudah melebihi batas kewajaran.

Pihaknya sering mendapatkan laporan bahwa biasanya kerap terjadi ledek-ledekan secara fisik dan ringan melalui verbal atau ucapan saat anak bermain bersama.

"Namanya juga anak-anak, mereka melakukan aktivitas yang sifatnya lebih banyak mereka mengedepankan bermain bersama," kata Nahar.

Ia menuturkan, tindakan semacam itu bisa terjadi ketika media yang dijadikan alat bermain dipicu oleh sebab-sebab lain.

Misalnya, pelaku anak punya kebiasaan melakukan kekerasan atau dalam proses tumbuh kembangnya tidak mendapatkan kasih sayang dan pengasuhan yang baik.

Baca juga: Bocah Dianiaya Teman di Serpong, Korban Dituding Pelaku sebagai Penyebab Kekalahan Game Online

Saat momen bermain bersama, pelaku anak ini bisa saja melakukan suatu hal yang memberikan dampak berlebihan.

"Contohnya kekerasan verbal, tapi dalam situasi tertentu anak juga meniru smackdown yang mencontoh yang tidak seharusnya dia lakukan," ungkap Nahar.

Adapun Kementerian PPPA mengunjungi rumah keluarga korban kekerasan anak di Serpong, kemarin.

Kunjungan dilakukan setelah pihak Kementerian PPPA menerima informasi dari Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) dan pemberitaan di media sosial.

"Yang pertama, terlaporkan ke kami bahwa telah terjadi dugaan kasus kekerasan fisik terhadap anak, diduga dilakukan oleh anak," ujar Nahar di rumah keluarga korban.

Kronologi kekerasan

Dalam kasus ini, korban MZA (16) dituding jadi biang keladi kekalahan pelaku saat bermain gim online. Emosi pelaku tersulut seketika kala itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com