Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Hepatitis Akut Misterius di Jakarta Barat Bertambah: 2 Probable, 7 Suspek, 2 Pending

Kompas.com - 10/06/2022, 12:02 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Barat mencatatkan perkembangan terbaru terkait kasus dugaan hepatitis akut misterius di Jakarta Barat, per Jumat (10/6/2022).

Kasie Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Sudinkes Jakarta Barat Arum Ambarsari, mengatakan bahwa saat ini terdapat penambahan orang yang diduga terjangkit penyakit yang belum diketahui penyebabnya tersebut.

"Berdasarkan data pada pagi ini, jumlah pasien yang diduga terjangkit penyakit hepatitis misterius akut yaitu sebanyak sembilan orang," kata Arum saat dikonfirmasi, Jumat.

Arum merinci, sembilan pasien yang diduga mengidap penyakit tersebut berada dalam klasifikasi kondisi yang berbeda.

Baca juga: Kemenkes: 25 Kasus Dugaan Hepatitis Akut di Indonesia, 6 di Antaranya Meninggal

"Sembilan orang terduga tersebut dengan rincian dua orang probable atau memiliki peningkatan kadar enzim hati di atas angka 500, Dan tujuh orang lainnya terklasifikasi sebagai suspek dengan peningkatan kadar enzim di bawah angka 500," jelas Arum.

Selain sembilan pasien tersebut, Arum mengatakan saat ini terdapat dua pasien yang masuk klasifikasi pending atau masih menunggu pemeriksaan varian hepatitis lain.

"Kasus pending artinya masih menunggu hasil pemeriksaan Hepatitis A, B, C, D dan E. Apabila salah satu ada yang positif, maka dikeluarkan dari kasus Hepatitis misterius. Nah, saat ini terdapat dua kasus pending," jelas Arum.

Lebih lanjut Arum menyebut delapan pasien yang diduga terjangkit hepatitis akut misterius saat ini sudah dinyatakan sembuh seluruhnya.

Baca juga: Berperang Lawan Hepatitis Akut Misterius, Jangan Tunda Berobat jika Anak Alami Gejala!

Sedangkan, satu orang pasien dinyatakan meninggal dunia pada April 2022 lalu. Arum mengatakan, pasien tersebut baru diduga mengidap hepatitis akut beberapa waktu setelah meninggal.

Sebelum meninggal dunia, pasien anak berusia 11 tahun tersebut sempat menerima perawatan. Saat itu, pasien dilaporkan mengalami gejala mual hingga kulit menguning.

"Awalnya demam dan mual muntah, kemudian diare, lalu mulai (mata dan kulit) kuning dan turun kesadaran," jelas Arum beberapa waktu lalu.

Arum mengatakan, anak tersebut dinyatakan meninggal dunia setelah menjalani sejumlah perawatan.

"Pasien tersebut sakit di tanggal 5 April 2022, lalu dirujuk ke RSUD Sawah Besar pada 15 April 2022, kemudian dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo pada 17 April 2022. Dua hari kemudian dinyatakan meninggal dunia," kata Arum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com