Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Polusi Udara di Jakarta Disebut 6 Kali Lebih Berbahaya dari HIV/AIDS

Kompas.com - 19/06/2022, 19:33 WIB
Singgih Wiryono,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dampak polusi udara di Jakarta disebut enam kali lebih berbahaya dari pada penyakit AIDS yang disebabkan oleh virus HIV.

Hal tersebut dikatakan oleh Michael Greenstone, pencipta Air Quality Life Index (AQLI) atau indeks kehidupan kualitas udara dari Energy Policy Institute at the University of Chicago (EPIC).

Tidak hanya itu, polusi tersebut juga sebanding dengan aktivitas merokok dan lebih berbahaya tiga kali lipat daripada mengkonsumsi alkohol.

"Dampaknya pada harapan hidup ini sebanding dengan aktivitas merokok yang dilakukan manusia, tetapi lebih dari tiga kali lipat konsumsi minuman beralkohol dan air yang tidak aman, enam kali lipat dari HIV/AIDS," kata Michael dalam keterangan tertulis, Minggu (19/6/2022).

Baca juga: Penduduk Jakarta Disebut Kehilangan Harapan Hidup 4 Tahun Akibat Polusi Udara

Temuan utama AQLI di Jakarta Raya, penduduk 10,3 juta jiwa akan kehilangan harapan hidup rata-rata 2,4 tahun.

Itupun jika Jakarta berhasil menurunkan tingkat pencemaran udara sesuai standar organisasi kesehatan dunia (WHO).

Selain Jakarta, ada juga Jawa Barat yang diklasifikasikan sebagai provinsi dengan udara paling tercemar di Indonesia.

"Di sini (Jawa Barat), polusi partikular dapat membuat 48 juta penduduk kehilangan harapan hidup rata-rata 1,6 tahun," imbuh Michael.

Sebagai informasi, tingkat paparan polusi aman menurut WHO berada pada 5 mikrogram per meter kubik.

Baca juga: Sektor Transportasi Sumbang Polusi Udara Terbesar di Jakarta

Sedangkan tingkat paparan polusi udara di Jakarta berdasarkan laporan AQLI di tahun 2020 mencapai 29,9 mikrogram per meter kubik.

Selain Jakarta, laporan yang sama juga merilis tingkat polusi di 33 provinsi lainnya.

Disebutkan, seluruh provinsi di Indonesia tidak memiliki tingkat polusi udara sesuai standar kesehatan WHO.

Polusi terendah terdapat di Provinsi Maluku dengan kadar polusi 6,5 mikrogram per meter kubik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com