Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pria di Bekasi Putus Asa Tak Bisa Lunasi Utang, Nekat Jadi Polisi Gadungan hingga Lukai Korban

Kompas.com - 05/07/2022, 08:18 WIB
Joy Andre,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Aksi RZM (23) sebagai polisi gadungan kini berakhir. Dirinya diringkus polisi setelah melakukan penganiayaan dan percobaan pemerasan kepada ibu-anak, SR (51) dan MER (25).

Aksi kriminal itu terjadi di Jalan Cipete Raya, Babakan Pete, Mustikajaya, Kota Bekasi pada Kamis (30/6/2022) malam.

RZM mengaku nekat melakukan aksinya demi membayar sejumlah utangnya kepada pacarnya.

RZM putus asa lantaran sudah hampir satu tahun tak bisa melunasi utang tersebut. Ia pun mencoba mencari jalan pintas.

Dengan menggunakan atribut polisi, secara acak ia berkeliling mencari rumah calon korbannya untuk kemudian melakukan pemerasan.

Baca juga: Polisi Gadungan Penganiaya Warga Bekasi Mengaku Beli Atribut secara Online

Berawal dari utang Rp 500.000

Kapolres Metro Bekasi Kota Komisaris Besar Hengki mengatakan, pelaku nekat melakukan aksinya karena ia terlilit utang sebesar Rp 500.000 ke pacarnya sendiri.

Pelaku pun mencoba memilih jalan pintas menjadi polisi gadungan dan secara acak mendatangi calon korbannya.

"Untuk membayar utang, yang bersangkutan (tersangka) kepada pacarnya, sudah satu tahun (utang) belum terbayar," ucap Hengki di Mapolres Metro Bekasi Kota, Senin (4/7/2022).

Saat kejadian, RZM yang saat itu menyamar sebagai polisi dan mendatangi rumah SR. Penyamaran tersangka dilakukan guna mencari keberadaan suami SR.

Tersangka menyusun skenario bahwa suami SR, terlibat peredaran gelap narkoba. Skenario selanjutnya, ia berharap bisa melakukan negosiasi dan melakukan pemerasan kepada SR.

Baca juga: Motif Polisi Gadungan Peras serta Tusuk Ibu dan Anak di Bekasi, Cari Uang untuk Bayar Utang ke Pacar

Skenario yang sudah disusun tak berjalan mulus. Saat sudah memilih dan mendatangi rumah korban untuk memeras, keluarga korban yang ketakutan berteriak meminta tolong.

Melihat korban melawan, tersangka kemudian panik dan penganiayaan pun terjadi.

"Belum terjadi pemerasan. Ketika sasaran (korban) takut, keluarga korban sudah teriak dan ia (pelaku) panik sambil kemudian menganiaya dua orang korban," tutur Hengki.

Beli atribut polisi secara online

RZM mengaku, bahwa dirinya membeli atribut kepolisian secara daring atau online.

Bermodalkan uang yang tidak sampai Rp 400.000, ia membeli sejumlah atribut polisi untuk melancarkan aksinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com