Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hilang Timbul Kampung Narkoba di Jakarta, Kriminolog: Ada Keterlibatan Komunitas

Kompas.com - 07/07/2022, 16:13 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian Sektor (Polsek) Palmerah kembali menggerebek Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat, atau yang terkenal sebagai permukiman rawan peredaran narkoba, Kampung Boncos, pada Rabu (6/7/2022).

Penggerebekan bukan pertama kalinya. Yang teranyar, penggerebekan pengedar narkoba pernah dilakukan pada Februari lalu.

Tak hanya Kampung Boncos, Kampung Bahari yang terletak di Tanjung Priok, Jakarta Utara, juga sering jadi langganan transaksi narkoba.

Sayangnya, penggerebekan oleh kepolisian tidak serta merta memberangus barang haram itu di beberapa kampung narkoba yang ada di Jakarta. Setiap kali penggerebekan dilakukan, mereka tumbuh kembali bak jamur di musim hujan.

Baca juga: Peredaran Narkoba Muncul Terus, Kriminolog: Warga Kampung Boncos Saling Melindungi

Kriminolog Universitas Indonesia Adrianus Meliala berpandangan hilang timbulnya peredaran narkoba disebabkan kampung-kampung tersebut melibatkan komunitas, jadi bukan hanya oleh pihak tertentu saja.

"Sesama anggota komunitas sudah merasakan 'enaknya' uang narkoba. Maka, anggota-anggota komunitas itu saling menutupi atau menghalangi jika ada orang tak dikenal masuk kampung, apalagi polisi," tutur Adrianus kepada Kompas.com, Kamis (7/7/2022).

Adrianus menyebutkan bahkan ada anggota komunitas yang sudah tiga turunan terlibat narkoba, baik sebagai pengedar atau pun pengguna. Dengan kata lain, nilai atau value mereka yang tinggal di wilayah tersebut sudah berubah.

Untuk mengubah nilai yang sudah berubah itu, kata Adrianus, diperlukan counter-value yang kuat melalui upaya yang intensif dan terus-menerus.

Adrianus berujar penanaman value saja sering kali tidak cukup. Artinya, harus disertai pula dengan contoh alternatif berusaha yang legal atau pemberian sanksi tegas.

Baca juga: Mati Satu Tumbuh Seribu, Penggerebekan Narkoba Kampung Boncos Terus Berulang dan Ragam Kode Pengecoh Polisi

Sayangnya, Adrianus menilai yang seringkali terjadi justru hanya operasi-operasi sporadis atau tidak menentu terhadap kampung-kampung itu. Selama ini, kata dia, sekali razia dilakukan, lalu selesai.

Setelah itu, Adrianus menilai tidak ada razia berikutnya secara konsisten atau tidak ilanjutkan dengan langkah-langkah sosialisasi bahaya narkoba dan lainnya. "Maka, sudah bisa dibayangkan hasilnya," ujar Adrianus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com