KOMPAS.com - Mendirikan bangunan di suatu wilayah tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Pemilik bangunan harus mengurus Izin Mendirikan Bangunan (IMB) agar legalitasnya tidak lagi pertanyakan di kemudian hari.
IMB harus diurus sebelum bangunannya mulai didirikan. Namun bagaimana bila ada bangunan yang belum memiliki IMB dan baru mengajukannya?
Mengacu pada keterangan di situs resmi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu DKI Jakarta (pelayanan.jakarta.go.id), permohonan IMB dengan kondisi di lokasi sudah terdapat bangunan tetap bisa diterbitkan IMB definitif.
"Selama permohonan memenuhi seluruh persyaratan administrasi dan teknis dapat diterbitkan IMB tetap (definitive)," tulis situs tersebut dalam kotak Frequently Asked Questions (FAQ).
Untuk mengurusnya pun sama saja dengan permohonan penerbitan IMB pada umumnya yakni sebagai berikut.
Baca juga: Perbedaan IMB Kelas A, B, C, D
Masing-masing bangunan memiliki tipe bangunan yang berbeda. Dibedakan dengan kelas a, b, c dan d. Namun untuk rumah tinggal maka persyaratan umum yang diperlukan yakni:
Diketahui IMB merupakan dokumen penting yang wajib dimiliki oleh pemilik bangunan. Tidak hanya bangunan baru, bagi pemilik yang ingin merenovasi atau merobohkan bangunan pun memerlukan IMB yang baru.
Jika terdapat bangunan yang tidak memiliki IMB maka pemerintah daerah berhak menyegel sampai membongkar bangunan. Tidak hanya itu saja, bangunan yang tidak ada IMB-nya juga akan dikenakan pajak 10 persen saat dijual.
Pada prinsipnya, IMB bertujuan untuk menciptakan tata letak ruang bangunan yang aman dan sesuai dengan peruntukannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.