BEKASI, KOMPAS.com - S (84) menceritakan kembali kejadian penyiksaan dan penelantaran yang dialami oleh cucu laki-lakinya, yakni R (15).
Nenek berusia 84 tahun bercerita bahwa setiap R makan, ia mempunyai porsi yang lebih banyak dibandingkan orang lain.
"Jadi, anak itu (R) sering diomelin sama orangtuanya, anak itu inginnya cuma makan saja," kata S, saat ditemui di Bekasi, Selasa (26/7/2022).
Baca juga: Ibu yang Telantarkan dan Siksa Bocah di Bekasi adalah Pengajar Anak Berkebutuhan Khusus
Meski R memang diberikan makan tiga kali sehari, dia disebut neneknya selalu melahap makanan melebihi porsi yang biasa disantap ayahnya.
"Lauk pauk di rumah itu seadanya saja. Ayam, sayuran, tempe, tahu, telur. Kalau ibunya masak ayam, ya dikasih, dia (R) memang makan melebihi dari ayahnya, tapi tiga kali sehari," tutur S.
Di balik kebiasaan makan yang berlebih itu, R akhirnya dirantai dan diikat oleh orangtuanya, yakni P (40) dan A (39), yang kini ditetapkan jadi tersangka.
S yang menjadi saksi penyiksaan yang dilakukan oleh P dan A pun mengaku tidak dapat berbuat banyak.
Baca juga: Kondisi Bocah yang Ditelantarkan Orangtua di Bekasi Disebut Kian Membaik
Dirinya mengaku hanya bisa pasrah melihat keadaan cucunya tersebut karena S kerap diancam oleh menantunya.
"Saya cuma bisa melihat cucu saya dirantai. Saya enggak berani melawan karena saya takut sama ibunya (tersangka A)," kata S.
Sementara itu, bibi dari R, yakni PU, turut menyesalkan mengenai tidak adanya laporan penyiksaan yang dialami oleh R.
"Yang saya sesalkan, kenapa pas R dirantai, ini emak (nenek R) tidak mencegah. Ini emak saya juga cuma bisa nangis melihat cucunya disiksa begitu," kata PU.
PU juga bercerita bahwa wajah R pernah ditampar oleh sang ayahnya sendiri.
"Itu ibu saya (S) juga pernah lihat si R ditampar sama ayahnya sendiri," ujar PU.
R menjalani pemulihan
Terkini, R sudah diserahkan ke pihak Kementerian Sosial dan menjalani pemulihan serta terapi di Sentra Terpadu Pangudi Luhur (STPL) Departemen Sosial Kota Bekasi.