JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta mengeluarkan hasil uji sampel air dari tempat ditemukannya ribuan ikan sapu-sapu mati di Kali Baru di Kelurahan Tengah, Kramatjati, Jakarta Timur, pada 11 Juli lalu.
Kepala Dinas LH DKI Asep Kuswanto mengatakan, dari hasil analisis, memang terjadi peningkatan nilai yang cukup tajam untuk beberapa parameter kualitas air jika dibandingkan dengan baku mutu.
"BOD pada saat kejadian bernilai 68 mg/L (baku mutu 3 mg/L), COD 309 mg/L (baku mutu 25 mg/L), dan Fecal Coliform 1.400.000 MPN/100ml (baku mutu 1.000 MPN/100ml)," ujar Asep dalam keterangannya, Jumat (29/7/2022).
Baca juga: Ribuan Ikan Sapu-sapu Mati di Kali Baru Kramatjati, Dinas LH DKI Uji Sampel Air
Asep mengatakan, penyebab kematian massal ikan sapu-sapu saat itu diduga kuat berasal dari aktivitas domestik yang tidak biasa.
"Seperti pembuangan limbah dengan debit yang sangat besar atau kejadian khusus lainnya," ucap Asep.
Dinas LH DKI membantah jika kematian massal ikan sapu-sapu saat itu disebabkan langsung dari pembuangan limbah kurban.
Baca juga: Selain Ribuan Ikan Sapu-sapu Mati, Warga Temukan Jeroan Ternak di Kali Baru
“Apabila penyebab kematian diduga akibat pembuangan limbah kurban, maka hal ini dapat saja terjadi pada banyak ruas sungai yang ada di DKI Jakarta,” kata Asep.
Asep menambahkan, ada kemungkinan adanya kejadian tidak biasa berupa pembuangan limbah dengan debit sangat besar atau konsentrasi limbah sangat tinggi.
"Kemudian tersebar langsung ke dalam ruas sungai tersebut yang dapat menyebabkan adanya perubahan drastis kualitas air, sehingga menjadi penyebab kematian massal ikan sapu-sapu," tutur Asep.
Baca juga: Kala Ribuan Ikan Sapu-sapu di Kali Baru Kramatjati Mati, Berbarengan Ditemukannya Jeroan Ternak
Tindak lanjut yang akan dilakukan Dinas LH DKI, kata Asep, melakukan inventarisasi sumber pencemaran domestik, baik yang berasal dari permukiman, perkantoran, industri skala kecil-menengah, industri skala besar dan aktivitas lainnya di ruas sungai tersebut.
“Apabila teridentifikasi, penyebabnya lebih dominan dari aktivitas rumah tangga, lokasi tersebut dapat menjadi prioritas pembuatan IPAL Komunal atau ekoriparian berkolaborasi dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA) dan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (DPHK),” kata Asep.
Asep juga mengimbau kepada masyarakat sekitar bantaran sungai agar bijak dalam pengelolaan limbah domestik.
Diberitakan sebelumnya, ribuan ikan sapu-sapu ditemukan mati di Kali Baru, Tengah, Kramatjati, pada Senin (11/7/202) pagi.
Salah satu warga setempat, Nawan, menemukan ikan sapu-sapu mengambang mati pada Senin, sekitar pukul 05.00 WIB.
"Saya lihat pukul 05.00 WIB tadi. Ikannya ngambang semua, pada mabuk, kemudian saya ambilin," ujar Nawan di lokasi.
Nawan menduga, ikan sapu-sapu itu mati karena kotoran ternak yang dibuang sembarangan ke kali.
"Kayaknya kena kotoran ternak kurban. Ada yang buang kotoran, jadi mabuk ikannya," kata Nawan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.