BEKASI, KOMPAS.com - Salah satu sekolah menengah pertama negeri (SMPN) di Kota Bekasi kini tengah mendapat sorotan dari berbagai pihak.
Sekolah yang seharusnya menjadi tempat anak mendapat rasa aman dan pendidikan layak, malah menjadi tempat terjadinya pelecehan seksual.
Seorang staf perpustakaan di SMPN tersebut, yakni DP, diduga menjadi pelaku pelecehan seksual kepada sejumlah siswi.
Baca juga: 3 Siswa SMP Negeri di Kota Bekasi Diduga Jadi Korban Pencabulan Staf Sekolah
Informasi soal pelecehan seksual itu bahkan diunggah di akun Instagram @menfesspondokgede.
Akun tersebut menggunggah berbagai pengakuan korban, termasuk sebuah tangkapan layar percakapan antara terduga pelaku dengan korbannya yang berisi ajakan menginap di sebuah apartemen di Kota Bekasi.
Humas SMPN tersebut, Alis, menyebutkan bahwa pihak sekolah sudah mengetahui masalah ini. Alis mengatakan bahwa DP sudah dimintai keterangan oleh pihak sekolah.
"(Terduga) sudah kami tanya dan klarifikasi. Tadi jawabannya terduga memang tidak ada (pelecehan secara fisik), hanya sekadar chat saja," sebut Alis di SMPN tempatnya bekerja, Bekasi, Senin (1/8/2022).
Baca juga: Seorang Staf SMP Negeri di Kota Bekasi Diduga Kerap Lecehkan Siswi Sejak 2014
Alis mengatakan bahwa pihak sekolah sebatas menanyakan perbuatan yang dilakukan oleh DP. Pihak sekolah belum melakukan penyelidikan internal terkait masalah tersebut.
Meski begitu, Alis mencatat bahwa saat ini ada tiga siswa aktif yang menjadi korban.
"Tiga (korban) dari kelas 8," kata Alis.
Salah seorang alumni dari SMPN tersebut, yakni S, mengatakan bahwa DP sudah beraksi sejak 2014.
Saat masih bersekolah di SMPN tersebut, S menjelaskan bahwa DP kerap melakukan catcalling kepada siswi-siswi.
"Itu kurang lebih dari 2014. Memang suka kacau orangnya, asal tegur dan sering catcall siswi-siswi," kata S ketika diwawancarai secara terpisah.
Baca juga: KPAD Fokus Pemulihan Psikologis 3 Siswi SMPN Korban Pencabulan di Kota Bekasi
Menurut S, terduga pelaku berani melakukan aksi tersebut lantaran para korban masih tergolong anak-anak.
S yang mewakili alumni pun berharap agar terduga pelaku dapat segera ditindak oleh kepolisian dan dapat dihukum secepatnya.