Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minta JNE Beberkan Fakta Timbunan Sembako Bansos Presiden di Depok, Pengamat: Jangan Mau Jadi Tumbal

Kompas.com - 03/08/2022, 19:32 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah, menilai PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir atau JNE Express harus terbuka soal sambako bantuan sosial (bansos) presiden yang dikubur di kawasan Kampung Serab, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat.

"Saya meyakini JNE Express ini hanyalah tumbal. Di belakangnya ada 'orang besar' yang tak jauh dari dugaan penyelewengan bansos presiden," ujar Trubus kepada Kompas.com, Rabu (3/8/2022).

Keyakinan itu muncul lantaran Trubus melihat dari sisi pemerintah yang saling lepas tangan soal temuan penimbunan sembako rusak itu.

Baca juga: Penjelasan JNE soal Timbunan Sembako Bansos di Depok: Rusak karena Kehujanan, Sudah Diganti Beras Baru

Ia pun berpandangan bantahan dari pemerintah itu justru semakin memperkuat logika publik bahwa ada kejanggalan dan pelanggaran hukum yang sengaja ditutupi.

"Bantahan-bantahan (pemerintah) ini justru memperkuat dugaan itu. Ini perlu dibuka secara transparan, karena sembako ini juga berasal dari uang rakyat," tutur Trubus.

Dengan demikian, Trubus mendorong JNE Express untuk membuka diri soal temuan 3,6 ton sembako itu. Apalagi, kata dia, temuan tersebut bukanlah jumlah yang kecil.

Bukan tidak mungkin, kata Trubus, ada fenomena "gunung es" dalam temuan timbunan sembako selama penyaluran bansos presiden untuk masyarakat yang terkena dampak Covid-19.

"Bagaimana mau menunjukkan ada (fenomena gunung es) kalau JNE sendiri tak terbuka," ujar Trubus.

Jangan sampai, kata Trubus, JNE Express ditinggalkan oleh konsumennya karena jadi tumbal dari kasus timbunan bansos ini.

"Buat apa menurut saya JNE mempertahankan, buka saja sudah. Kalau mau bertaruh, pejabat saat ini pun tinggal dua tahun lagi (jabatannya) kok. Tidak usah takut," tutur Trubus.

Sebagai sebuah korporasi, JNE harus berani ambil keputusan untuk membuka diri. Keterbukaan JNE, kata Trubus, akan jadi pintu masuk kebobrokan penyaluran sembako bansos presiden yang selama ini terjadi.

Baca juga: PT DNR Akui Dapat Proyek Bansos Kemensos, tetapi Tak Kerja Sama dengan JNE

"Sekarang ini, JNE jangan mau jadi tumbal dan membunuh diri sendiri karena kepercayaan publik bisa hilang," kata Trubus.

Seperti diketahui, penemuan sembako bantuan presiden ini bermula dari laporan seorang karyawan perusahaan jasa pengiriman logistik JNE Express.

Lapangan KSU tempat penemuan sembako itu biasa digunakan untuk parkir kendaraan JNE. Lokasi gudang JNE juga berada persis di seberang lapangan tersebut.

JNE Express sebagai jasa ekspedisi mengaku telah bertanggung jawab terhadap kerusakan beras bansos. Untuk itu, ia mengeklaim telah mengganti beras yang layak untuk disalurkan kepada penerima manfaat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com