Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sektor Transportasi Sumbang Polusi Terbesar di Jakarta, Bisakah Batasi Penjualan Kendaraan Jadi Solusi?

Kompas.com - 04/08/2022, 12:06 WIB
Sania Mashabi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polusi udara masih menjadi masalah yang serius untuk Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta.

Pasalnya, dalam beberapa waktu belakangan Jakarta menempati posisi pertama kota dengan udara paling tidak sehat di dunia.

Humas Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Yogi Ikhwan mengatakan, salah satu penyumbang polusi udara di Ibu Kota adalah sektor transportasi.

Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Atasi Masalah Polusi Udara di Ibu Kota dengan Cara Ini

Hal itu ia lihat berdasarkan inventarisasi emisi yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup di tahun 2020 bersama Vital Strategis menggunakan data tahun 2018.

Inventarisasi tersebut dihitung dari sektor industri energi, manufaktur, transportasi, residensial dan komersial.

Hasilnya diketahui sektor transportasilah yang menyumbang polutan terbesar di Ibu Kota.

"Terutama untuk polutan Nox, CO, PM10, PM 2,5, SO2 didominasi oleh sektor industri," kata Yogi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat.

Kondisi itu juga dibenarkan oleh peneliti kualitas udara dari World Resource Institute (WRI) Muhammad Shidiq. Kata dia, salah satu penyumbang terbesar polusi udara di Jakarta adalah sektor transportasi.

Baca juga: Anies Sebut Polusi di Ibu Kota Juga Dipengaruhi Industri dari Luar Jakarta

Menurut Shidiq, hal itu disebabkan kendaraan yang ada dan dijual di Indonesia masih menggunakan batas emisi bahan bakar di Euro 2,3 dan 4.

Di mana pada negara-negara maju sudah menerapkan batas emisi bahan bakar di Euro 6 untuk membuat kendaraan bermotor lebih ramah lingkungan.

Ia menjelaskan, banyak faktor yang menyebabkan Indonesia dan khususnya Jakarta kesulitan untuk menaikan aturan Euro karena akan selalu berkaitan dengan kemampuan ekonomi suatu negara dan masyarakatnya.

Masalah lainnya, jika ada masyarakat yang siap untuk menaikan ambang batas Euro justru pemerintah belum bisa menyiapkan bahan bakar yang sesuai dengan Euro tersebut.

"Ini memang yang sedang kami teliti. Pada bus dan truk yang menjadi salah satu penyumbang terbesar (polutan) yang siap, justru bahan bakarnya tidak siap," ujar Shidiq.

Baca juga: Pemprov DKI Akan Kolaborasi dengan Pemkot Tangsel dan Bekasi Terkait Uji Emisi Kendaraan untuk Atasi Polusi

Usulan batasi kendaraan

Untuk mengatasi kondisi polusi tersebut, kata Shidiq, bisa dibantu dengan membatasi tahun kendaraan yang bisa melaju di Ibu Kota.

Selain itu, membatasi penjualan kendaraan bermotor juga dinilai bisa mengurangi polusi udara di Jakarta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com