JAKARTA, KOMPAS.com - Tembok sepanjang dua meter masih berdiri di depan rumah Anisa (40), warga RT 011 RW 010 Pisangan Timur, Pulogadung, Jakarta Timur, hingga Senin (8/8/2022) siang.
Tembok itu menutup akses dari rumah Anisa ke gang warga. Aktivitas di lokasi tampak sepi.
Mursideh, ibu dari Anisa, menolak berkomentar terkait hasil mediasi dengan Widya (45), tetangganya sendiri yang mendirikan tembok tersebut.
"Maaf ya, sudah enggak mau berkomentar," kata Mursideh di lokasi, Senin siang.
Tak berselang lama, anak Mursideh yang lain, Firman, irit bicara ketika ditanya soal hasil mediasi yang tak kunjung menemui kata sepakat.
"Lengkapnya ke Pak Camat saja," tutur Firman.
Baca juga: Warga Pulogadung Bangun Tembok Tutup Akses ke Rumah Tetangga, Mediasi Tak Kunjung Berhasil
Kompas.com mencoba mengonfirmasi hal ini ke Camat Pulogadung, Chandra. Namun, hingga berita ini ditulis, ia belum memberikan balasan.
Beberapa kali mediasi digelar, tetapi belum ada kata sepakat dari kedua belah pihak.
Widya sempat bersedia merobohkan 50 sentimeter dari tembok yang sudah dia bangun di atas lahan yang ia klaim miliknya. Namun, pihak Anisa masih merasa keberatan.
Tembok itu berdiri tepat di depan rumah Anisa sejak Jumat (29/7/2022).
Hanya ada sekitar 20 hingga 30 sentimeter celah kosong antara tembok dan tiang rumah Anisa. Celah itu sulit digunakan untuk akses keluar-masuk dari rumah Anisa ke jalan umum.
Widya mengaku mendirikan tembok itu karena kesal akan perilaku keluarga Anisa. Kekesalan itu terakumulasi sejak 2019.
Rumah Widya berada di pojok atau di ujung gang buntu. Pintu keluar rumahnya kebetulan tepat di samping rumah Anisa.
Widya pernah memperingatkan keluarga Anisa untuk memarkir kendaraan dengan rapi, agar akses keluar-masuk dari rumah Widya tidak terhalang.
Namun, seiring berjalannya waktu, muncul friksi antara keluarga Widya dan Anisa.