Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pasutri Korban Kebakaran di Simprug, Tak Sempat Selamatkan Harta Benda

Kompas.com - 21/08/2022, 23:49 WIB
Joy Andre,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak ada satu orang pun yang mengetahui kapan musibah akan datang dan menimpa seseorang.

Setidaknya itu yang dialami oleh Wakidi dan Tukiyem. Pasangan yang keduanya berusia 54 tahun itu adalah korban dari musibah kebakaran hebat yang terjadi di Simprug Golf, Kelurahan Grogol Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Minggu (21/8/2022).

Rumahnya hangus. Perabotan jus yang sehari-hari mereka gunakan untuk mengais rezeki juga ikut ludes.

Tak ada yang bisa mereka berdua selamatkan selain satu unit sepeda motor dan sebuah televisi.

Baca juga: Kebakaran di Resor Putri Duyung, Pengunjung Sempat Dengar Ledakan dari Dapur

"Peralatan jualan hangus semua. Gelas, piring, kulkas, lemari, semua hangus," ucap Wakidi lirih.

Keduanya menahan tangis. Sang istri, Tukiyem bahkan sempat meneteskan air matanya tatkala dipeluk dan diberi semangat oleh seorang warga yang ikut prihatin atas musibah yang menimpa keluarga Tukiyem.

"Yang tabah bude, ya," ucap sang tetangga sambil memeluk Tukiyem.

Usai kalimat penyemangat itu terlontar, sekejap wajah Tukiyem memerah. Ia mengucapkan terima kasih sambil menyeka air yang sudah terlanjur keluar dari matanya.

Baca juga: Resor Putri Duyung Ancol Kebakaran, 12 Unit Mobil Pemadam Diterjunkan untuk Jinakkan Api

Sang suami, Wakidi bercerita bahwa kebakaran itu terjadi secepat kilat. Dirinya tidak mengetahui dari mana api datang dan apa penyebabnya.

"Saya enggak tahu apa-apa. Saya sendiri kurang tahu, dari apa saya enggak tahu. Tahu-tahu kebakaran. Saya mau beresin barang, sudah enggak keburu," jawab Wakidi.

Minimnya waktu evakuasi membuat keduanya memilih untuk mengevakuasi benda yang dianggapnya penting.

Sementara benda-benda lain, mau tak mau harus mereka ikhlaskan dilalap si jago merah. Pakaian yang tersisa pun hanya selembar baju dan celana, yang kini melekat di tubuh keduanya. Usai api dinyatakan padam, warga sekitar sibuk membantu satu sama lain.

Situasi gotong royong langsung terlihat. Di gang yang cenderung sempit itu, para warga yang rumahnya tidak terdampak kebakaran, mendadak membuat dapur darurat di jalanan.

Di sana, mereka sibuk mengolah mi instan untuk selanjutnya diberikan kepada para korban.

"Ini buat korban kebakaran di sana," ucap salah satu ibu-ibu yang ikut memasak, sambil menunjuk ke lokasi kebakaran.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com