Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi E DPRD DKI Sebut "Branding" Rumah Sehat Nihil Aspek Preventif

Kompas.com - 24/08/2022, 14:18 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Ima Mahdiah menyatakan, penjenamaan (branding) rumah sakit umum daerah (RSUD) menjadi Rumah Sehat untuk Jakarta tak memiliki hasil yang diharapkan.

Branding diketahui bertujuan untuk memasukkan dua aspek ke rumah sakit (RS), yakni aspek preventif dan promotif.

Namun, berdasarkan tinjauannya ke Rumah Sehat untuk Jakarta, Ima masih belum menemukan aspek preventif.

Baca juga: Anies Ungkap Alasannya Ganti Istilah RSUD Jadi Rumah Sehat untuk Jakarta

"Enggak ada (aspek preventif) setiap saya turun reses ke warga, turun ke lapangan. Sampai sekarang engga ada gerakan kok," sebut Ima saat dihubungi, Rabu (24/8/2022).

Menurut dia, penjenamaan yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu hanya sebatas kegiatan selebrasi saja.

Sebaliknya, justru Anies disebut tak pernah melakukan hal yang dinilai penting.

"Cuma ganti nama, jadi kayak Pak Anies sebenarnya selebrasi ya. Selalu seperti itu saja, tapi yang pentingnya itu engga pernah dikerjakan," tutur Ima.

Baca juga: Soal Jenama Rumah Sehat untuk Jakarta, Dinkes DKI: Membangun Kesadaran Promotif dan Preventif

"Jadi (penjenamaan) kayak cuma biar booming, biar viral, tetapi dia (Anies) tidak membenahi apa yang menjadi masalah utamanya gitu," sambungnya.

Berdasarkan tinjauannya pula, Ima juga mendapati bahwa program Ketuk Pintu Layani dengan Hati (KPLDH) tak lagi dijalankan oleh puskesmas di DKI.

KPLDH diketahui merupakan layanan kesehatan dengan cara petugas mendatangi rumah-rumah warga secara langsung.

Program tersebut, menurut dia, padahal merupakan program yang tergolong beraspek preventif.

Baca juga: Anies Ganti Nama RSUD, Ini Daftar 31 Lokasi Rumah Sehat untuk Jakarta

"Nah tapi sekarang (KPLDH) sudah enggak jalan lagi. Jadi masyarakat pun akhirnya bingung dia mau periksa ke mana," tuturnya.

"Biasanya didatangin. Kalau dulu itu didatangi ke tiap-tiap RT/RW, sekaramg sudah enggak ada lagi," sambung Ima.

Dalam kesempatan itu, politisi PDI-P tersebut juga menyatakan bahwa Komisi E DPRD DKI bakal memanggil Dinkes DKI kaitan penjenamaan Rumah Sehat untuk Jakarta.

Menurut dia, pemanggilan itu guna menanyakan maksud dan tujuan penjenamaan rumah sehat untuk Jakarta. Sebab, penjenamaan tersebut tak memiliki urgensi.

"Perubahan nama itu kan sebetulnya kan tidak terlalu urgent, dibuat seakan-akan seperti pekerjaan," tutur Ima.

Dia menambahkan, Komisi E DPRD DKI berencana memanggil Dinkes DKI pada Senin (29/8/2022) atau Selasa (30/8/2022).

"Kemungkinan minggu depan, antara Senin atau Selasa depan," kata Ima.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com