Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Kebanjiran akibat Turap Kali Jebol, Tiga Warga Sempat Terjebak di Lantai Dua

Kompas.com - 30/08/2022, 08:59 WIB
M Chaerul Halim,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

 

DEPOK, KOMPAS.com - Turap Kali Sitamu di RT 002 RW 006, Kampung Bendungan, Cilodong, Depok, jebol pada Minggu (28/8/2022). Penyebabnya turap tersebut tak kuat menahan debit air yang tinggi.

Akibatnya, delapan rumah di dua RT dilanda banjir karena air kali meluap.

"Delapan rumah yang terdampak, di RT 001 ada dua dan RT 002 ada enam," kata ketua RW 006, Asep Gumelar, saat ditemui di lokasi, Senin (29/8/2022).

Baca juga: Cerita Warga Kampung Bendungan Depok yang Terjebak Rumah Saat Turap Jebol Usai Hujan Deras...

Tiga orang sempat terjebak di salah satu rumah berlantai dua. Mereka terlambat untuk menyelamatkan diri ketika air sudah masuk ke rumah.

Seorang warga RT 002 bernama Irawan mengatakan, saat turap jebol, ibu dan kedua anaknya sedang berada di lantai dua. Akhirnya mereka berhasil dievakuasi oleh para tetangga.

"Iya, mereka terjebak di dalam (rumah), nah dievakuasi dari atas sama warga. Dari jendela, naik tangga digendong satu-satu," kata Irawan, saat ditemui Kompas.com di kediamannya.

Sebelum kejadian, istri Irawan keluar rumah untuk menyusul suaminya yang bekerja sebagai pengemudi ojek online.

Saat pulang, ternyata turap di depan rumahnya jebol yang membuat air kali sudah memasuki rumahnya dengan ketinggian sekitar 1 meter.

"Istri saya keluar, anak-anak di sini (lantai dua rumahnya) semua kan. Pas mau balik kemari ini (turap) sudah jebol, jadi istri posisi sudah di luar. Semua anak sama neneknya di atas (lantai dua)," ujar dia.

Barang-Barang elektronik rusak 

Irawan juga tak sempat menyelamatkan barang-barang elektronik yang berada di lantai bawah begitu Kali Sitamu meluap.

"Kulkas, mesin cuci, mesin air, semua pada rusak. Kalau pakaian yang ada ya ini yang dipakai doang, yang lainnya pada kebasahan," kata Irawan.

"Barang yang selamat di atas (lantai dua) doang. Basah yang di bawah (lantai satu) semua, kayak lemari," kata dia.

Baca juga: Cerita Warga Depok Kebanjiran akibat Turap Jebol: Barang Elektronik Rusak Semua

Sejak kejadian itu, Irawan mengatakan, keluarganya belum berani untuk tidur di lantai bawah karena khawatir sewaktu-waktu kali kembali meluap.

"Sekarang tidurnya di atas semua, kalau sudah posisi kayak begini kami enggak berani, takut (air meluap) dadakan," ujar Irawan.

Penanganan turap

Lurah Cilodong Herry Wibowo mengatakan, pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Depok melalui petugas Sumber Daya Air (SDA) terkait penanganan turap.

"Kemarin dicek oleh pihak terkait, hari ini langsung diberikan penanganan berupa pemasangan cerucuk, alhamdulillah responsnya cepat," kata Herry.

Sekitar pukul 13.54 WIB, petugas SDA Dinas PUPR Depok terlihat mulai menangani turap  dengan memasang cerucuk bambu. Babinsa, Ketua RW 006, Satpol PP hingga Lurah Cilodong turut meninjau pengerjaan cerucuk.

Selain itu, warga terdampak banjir akibat turap jebol juga mendapatkan bantuan dari Dinas Sosial (Dinsos) dan Palang Merah Indonesia (PMI).

"Bantuan langsung berupa kebutuhan sehari-hari, alat kesehatan, serta makanan dan kebutuhan pokok lainnya," ujar dia.

Baca juga: Turap Kali di Kampung Bedungan Depok Jebol, Akibatnya 8 Rumah Kebanjiran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Megapolitan
Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Megapolitan
Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Megapolitan
Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com