DEPOK, KOMPAS.com - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Depok menyebutkan bahwa pembangunan turap baru di bibir Kali Sitamu yang melintasi RT 002 RW 006, Kampung Bendungan, Cilodong, Depok, direncanakan pada 2023.
Kepala Dinas PUPR Kota Depok Citra Indah Yulianty mengatakan, untuk saat ini pihaknya melakukan penanganan dengan memasang karung dan cerucuk bambu sebagai penganti turap yang jebol.
Cerucuk bambu setinggi 1 meter dengan panjang 10 meter terpasang tepat di depan rumah warga yang terdampak.
Baca juga: Turap Kali di Kampung Bedungan Depok Jebol, Akibatnya 8 Rumah Kebanjiran
"Sementara darurat dulu. Kami pasang cerucuk pasang karung tanah dan cerucuk bambu, agar longsor tidak meluas," kata Citra saat dihubungi, Selasa (30/8/2022).
Citra mengaku, pemasangan turap baru bakal dilaksanakan pada tahun depan lantaran menyesuaikan anggaran Pemerintah Kota (Pemkot) Depok.
"Karena ada anggarannya untuk pengerjaan turap baru di tahun 2023," kata Citra.
Baca juga: Cerita Warga Kampung Bendungan Depok yang Terjebak Rumah Saat Turap Jebol Usai Hujan Deras...
Sebelumnya diberitakan, turap di Kali Sitamu yang berlokasi di RT 002 RW 006, Kampung Bendungan, Cilodong, Depok, jebol pada Minggu (28/8/2022).
Ketua RW 006 Asep Gumelar mengatakan, musibah itu terjadi saat Kota Depok sedang diguyur hujan deras dari sore hingga malam.
"Kejadiannya turap jebol sekitar habis maghrib. Itu air meluap, kalau ini (turap) tidak roboh mungkin aman, karena ini roboh jadi meluap ke rumah-rumah warga," ketua RW 006, Asep Gumelar saat ditemui di lokasi, Senin (29/8/2022).
Baca juga: Turap Kali Sitamu Jebol, Warga Terdampak Banjir Dapat Bantuan Dinsos dan PMI
Akibatnya, delapan rumah di dua RT dilanda banjir karena air yang meluap dari kali tersebut.
"Delapan rumah yang terdampak, di RT 001 ada dua dan RT 002 ada enam," kata Asep.
Asep menduga, turap sepanjang 100 meter itu jebol lantaran tak kuat menampung debit air yang tinggi.
"Turap yang jebol sekitar 100 meteran. Itu air sampai masuk ke rumah dengan ketinggian sekitar 30 sentimeter," kata Asep.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.