JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat transportasi Deddy Herlambang menilai uji kir truk menjadi kunci pencegahan terjadinya kecelakaan maut seperti di depan SDN Kota Baru II dan III di Bekasi yang menewaskan 10 orang pada Rabu (31/8/2022).
Ia mengatakan saat ini uji kir hanya dilakukan setiap 6 bulan. Menurut Deddy jangka waktu tersebut kurang untuk menjaga performa truk tetap layak jalan.
Baca juga: Pengamat Sebut Kecelakaan Maut di Bekasi Bukan Cuma Kesalahan Sopir
"Mungkin perlu direvisi di regulasi bahwa kir (ramp check) tidak 6 bulan lagi namun lebih pendek, yakni 3 bulan sekali," kata Deddy kepada Kompas.com, Jumat (2/9/2022).
"Waktu kir tiap 6 bulan sangat panjang untuk angkutan umum karena sarananya dapat berjalan puluhan kilometer sehingga ban, kampas rem dan selainnya akan cepat tipis. Apabila waktu lebih pendek, pengawasan cepat terkontrol baik," lanjut dia.
Ia pun menilai perusahaan logistik sedianya turut andil dalam menjaga kualitas truk agar tetap layak jalan.
Sebabnya, dalam proses pengiriman logistik yang terlibat bukan hanya sopir, tetapi juga divisi lain di perusahaan seperti bagian perawatan kendaraan.
"Sudah terlalu sering kasus kecelakaan disebabkan karena rem blong, akhirnya sopir truk menjadi tersangka dan selesai. Sebenarnya masalah ini tidak sesederhana itu namun merupakan blunder problem besar dari buruknya sistem manajemen transportasi logistik," tutur Deddy.
"Manajemen keselamatan di perusahaan juga perlu diaudit. Rem blong selalu menjadi alasan kecelakaan, padahal yang menyebabkan rem blong juga SDM-nya sendiri, karena lemahnya pengawasan dan perawatan sarana truknya oleh perusahaan itu sendiri," ucap dia.
Baca juga: Penyebab Kecelakaan Maut di Bekasi: Sopir Mengantuk, Salah Ambil Jalan, hingga Kelebihan Muatan
Sebelumnya diberitakan sebuah truk kontainer menabrak halte dan tiang komunikasi Telkomsel hingga roboh di depan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kota Baru II dan III, Kota Baru, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Rabu (31/8/2022).
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Latif Usman mengatakan, truk itu awalnya hilang kendali hingga masuk ke bahu jalan dan menabrak halte serta tiang komunikasi Telkomsel.
"(Awalnya) menabrak halte dan orang yang sedang menunggu di halte," kata Latif dilansir dari siaran langsung Kompas TV, Rabu kemarin.
Saat itu, halte di depan SDN Kota Baru II dan III sedang dipenuhi oleh anak yang menunggu jemputan sepulang sekolah.
"Iya memang kebanyakan anak sekolah, karena ini halte SD, lagi berkumpul di halte, tiba-tiba ada kontainer yang nyelonong ke bahu jalan," kata Latif.
Selanjutnya, truk itu masih terus melaju hingga menabrak tiang tower komunikasi. Tiang itu pun roboh dan menimpa sejumlah kendaraan lain. Akibatnya, sebanyak 10 orang tewas dalam kecelakaan maut tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.