TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Sopir angkutan umum atau angkot di wilayah Tangerang Selatan mengeluh soal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Sebab, mereka harus merogoh kocek lebih dalam untuk mengisi bensin, sementara saat ini belum ada penyesuaian tarif angkutan umum.
"Seharusnya ada kenaikan Rp 1.000. Tapi enggak semua penumpang maklumin," ujar Wahyudin (57), salah seorang sopir angkot di Stasiun Sudimara, Tangsel, Senin (5/9/2022).
Baca juga: BBM Murah Revvo 89 Lenyap, Stok di Sejumlah SPBU Vivo Kosong
Menurut Wahyudin, ada beberapa sopir yang berinisiatif menaikkan tarif mulai hari ini.
Ia mengatakan, tidak semua sopir meminta tarif tambahan karena belum ada instruksi resmi dari Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Tangsel.
"Baru hari ini, Senin. Itu juga inisiatif masing-masing saja," kata Wahyudin.
Adapun tarif angkutan umum D06 rute Ciputat-Jombang yaitu berkisar Rp 2.000 hingga Rp 5.000.
Besaran tarif tergantung dari berapa jarak yang ditempuh angkot menuju tempat tujuan penumpang.
Kendati demikian, Wahyudin mengaku tidak memaksakan kepada penumpang jika memang ada yang keberatan dengan kenaikan tarif Rp 1.000 tersebut.
"Ada yang ngasih lebih, enggak usah bilang dia sudah lebihin. Enggak memaksakan," lanjut dia.
Baca juga: Dampak Kenaikan Harga BBM, Tarif Angkot dan Harga Makanan di Warteg Ikut Naik
Berbeda dengan Wahyudin, sopir angkot lainnya Amsuri (42) masih menetapkan tarif lama dan tidak meminta tambahan kepada penumpang.
"Tarif penumpang masih tarif lama, sebenarnya enggak perlu diminta seharusnya tahu. Ada yang ngerti ada yang enggak," kata Amsuri.
Ia tidak meminta tambahan tarif takut penumpang langganannya berkurang. Namun, ia akan sangat senang jika ada penumpang yang memberi tambahan ongkos dengan kesadaran sendiri.
"Kalau ngerti, kasih tambahan, saya enggak minta tambahan takut konsumen kabur. Soalnya belum ada (instruksi) dari Organda Tangsel," pungkas dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga BBM mulai dari Pertalite, Solar, dan Pertamax.
Harga terbaru BBM bersubsidi dan non-subsidi itu mulai berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30.
Baca juga: Buntut Kenaikan Harga BBM, Tarif Angkot di Kota Bogor Naik Rp 1.500
"Saat ini pemerintah membuat keputusan dalam situasi yang sulit. Ini adalah pilihan terakhir pemerintah yaitu mengalihkan subsidi BBM sehingga harga beberapa jenis BBM akan mengalami penyesuaian," ujar Presiden Jokowi dalam jumpa pers di Istana Merdeka, Sabtu.
Saat ini harga Pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter. Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.
Pemerintah terpaksa menaikkan harga BBM lantaran melonjaknya harga minyak dunia mengakibatkan pembengkakan anggaran subsidi BBM.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.