JAKARTA, KOMPAS.com - Permohonan sepasang kekasih beda agama, DRS dan JN, untuk menikah dikabulkan oleh Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan.
Adapun gugatan sepasang pengantin itu didaftarkan ke PN Jaksel dengan nomor 508/Pdt.P/2022/PN JKT.SEL pada 27 Juni 2022.
Pernikahan antara DRD yang beragama Kristen dan JN beragama Islam telah dilaksanakan di Gereja Kristen Nusantara di Jalan Cempaka Putih Barat XXI, Nomor 34, Jakarta Pusat.
Kedua pemohon meminta hakim memerintahkan kepada Kantor Dukcapil Jakarta Selatan untuk menerbitkan akta dari perkawinan yang dilaksanakan pada 31 Mei 2022.
"Memberikan izin kepada para pemohon untuk mendaftarkan perkawinannya di Kantor Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Administrasi Jakarta Selatan," demikian bunyi petitum pemohon amar putusan pengadilan dikutip dari laman Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) PN Jakarta Selatan dikutip Kamis, (15/9/2022).
Setelah permohonan itu dikabulkan, hakim tunggal Arlandi Triyogo memerintahkan Kantor Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Jakarta Selatan menerbitkan akta perkawinan mereka.
"Memerintahkan agar Kantor Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Administrasi Jakarta Selatan untuk mencatatkan Perkawinan Beda Agama Para Pemohon ke Register Pencatatan Perkawinan yang digunakan untuk itu dan segera menerbitkan Akta Perkawinan tersebut," tulis amar putusan.
Amar putusan yang dibacakan pada Senin (8/8/2022) tersebut menyebutkan bahwa permohonan pasangan itu hanya dikabulkan sebagian.
Pasangan beda agama ini diberikan izin untuk mendaftarkan perkawinannya dan dibebankan biaya perkara sejumlah Rp 210.000.
Baca juga: Anies Mengaku Siap Maju Sebagai Calon Presiden di 2024, Jika…
Sudin Dukcapil Jakarta Selatan angkat bicara soal permintaan permintaan dari pengadilan yang meminta untuk menerbitkan akta perkawinan pasangan beda agama itu.
Kasudin Dukcapil Jakarta Selatan Nurohman mengatakan, Sudin Dukcapil telah menerbitkan akta perkawinan pasangan suami istri beda agama berinisial DRS dan JN, sesuai perintah pengadilan.
Penerbitan dokumen tersebut merujuk Pasal 35 huruf a Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.
Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa pencatatan perkawinan berlaku pula bagi perkawinan yang ditetapkan oleh pengadilan.
"Di penjelasannya disebutkan bahwa yang dimaksud dengan 'perkawinan yang ditetapkan oleh pengadilan' adalah perkawinan yang dilakukan antar-umat yang berbeda agama," kata Nurohman.
Sudin Dukcapil Jaksel menerbitkan akta perkawinan pasangan beda agama itu karena mematuhi putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.
Baca juga: Saat Anies Kenang Pertemuannya dengan Petugas Check-in Bandara Changi 20 Tahun Lalu...