JAKARTA, KOMPAS.com - Banjir melanda jalan di depan perumahan Delatinos Bumi Serpong Dam ai (BSD), Tangerang Selatan, Banten, pada Jumat (22/9/2022).
Diketahui hujan deras melanda wilayah Tangsel sejak Jumat siang. Banjir diperkirakan terjadi pada pukul 15.00 WIB.
Ketua RT 05/Rw 02 Rawa Buntu, Ade Wahyudi, mengatakan ketinggian banjir mencapai 30 hingga 50 sentimeter. Air juga tampak menggenang di Puskesmas Rawa Buntu serta masjid yang ada di sana.
Baca juga: Banjir di Depan Perumahan Delatinos BSD Ikut Menggenangi Masjid, Jemaah Ikut Bersihkan Sisa Lumpur
Menurut Ade, kawasan tersebut memang sering terjadi banjir. Namun, sejak Agustus 2022 banjir semakin parah.
Ade menduga banjir disebabkan oleh pembangunan rumah dan kantor (rukan) bisnis di area perumahan Delatinos yang berada tepat di depan puskesmas.
"Mereka meniadakan resapan air. Hal ini bisa dilihat di jalan raya penuh dengan lumpur dari pembangunan rukan bisnis," ujar Ade kepada Kompas.com, Jumat (23/9/2022).
Menurut Ade, tanpa ada pembangunan rukan itu saja, kawasan itu sudah sering terjadi banjir. Kondisi semakin parah disebabkan oleh pembangunan ditambah hujan deras dan tidak ada selokan.
"Ada air buangan cuci mobil saja tergenang apalagi dengan air hujan dengan kapasitas seperti ini. Ditambah pembangunan BSD yang meniadakan resapan air," ujar Ade.
Ade menyesalkan pembangunan rukan bisnis yang berada di seberang puskesmas itu tidak ada transparansi kepada warga sekitar.
Bahkan Ade menyebutkan pengembang tidak pernah menyampaikan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) dari pembangunan rukan bisnis sejak tiga bulan lalu.
"Banjir ini sudah terjadi sebanyak tiga kali dan membwa lumpur tanah merah sejak tiga bulan terakhir," tutur Ade.
Ade menyebutkan setidaknya ada 20 unit rumah tinggal yang berada di belakang puskesmas ikut terdampak.
Baca juga: Banjir di Depan Perumahan Delatinos BSD Berdampak pada Puskesmas, 2 Pasien DBD Dipindahkan
Puskesmas dan masjid menjadi bangunan yang paling terdampak karena berhadapan langsung dengan pembangunan rukan bisnis itu.
"Harapan saya tidak terjadi seperti ini. Selokan diadakan dengan buangan air yang bagus. Lalu, perlu ada transparansi amdal pembangunan rukan di seberang," ujar Ade.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.