JAKARTA, KOMPAS.com - Unjuk rasa yang digelar massa Serikat Petani Indonesia dan Partai Buruh di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, Sabtu (24/9/2022) siang, telah selesai.
Pantauan Kompas.com di lokasi, sekitar pukul 14.23 WIB, sebagian besar peserta aksi mulai membubarkan diri.
Mereka bergerak dari Jalan Medan Merdeka Barat ke arah tempat parkir kendaraan di IRTI, Monas, Jakarta Pusat.
"Mari kita kumpul kembali ke IRTI," kata salah satu orator dari mobil komando.
Baca juga: Serikat Petani Demo di Patung Kuda, Tagih Janji Jokowi soal 9 Juta Hektar Tanah
Massa aksi membubarkan diri setelah Presiden Partai Buruh Said Iqbal dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Serikat Petani Indonesia Rury memberikan pernyataan soal hasil pertemuan dengan perwakilan Istana.
Sebelumnya, ada beberapa tuntutan yang disuarakan oleh massa aksi dalam demo hari ini.
Pertama, massa aksi mendesak reforma agraria. Buruh mendesak pemerintah untuk memikirkan kesejahteraan petani dengan memastikan petani memiliki lahan untuk mata pencarian.
Selain itu, massa aksi meminta pemerintah tidak mengkriminalisasi petani ketika mereka berjuang mewujudkan reforma agraria.
Baca juga: Harganya Memang Lebih Mahal Rp 1.000, tapi Antreannya Lebih Manusiawi
Tuntutan lain yang disuarakan dalam aksi adalah menolak omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja yang dinilai tidak hanya merugikan buruh, melainkan juga berdampak buruk bagi petani.
"Juga akan disuarakan penolakan terhadap kenaikan harga BBM. Kenaikan harga BBM telah membuat harga-harga melambung tinggi yang menyebabkan daya beli masyarakat merosot tajam," kata Iqbal.
Menurut Iqbal, kebijakan menaikkan harga BBM tidak tepat, terlebih lagi saat ini harga minyak dunia sedang turun.
Menurut Iqbal, harga BBM di beberapa negara yang kualitasnya lebih baik dibandingkan dengan pertalite dan solar bisa dijual dengan harga lebih murah.
“Karena itulah, dalam aksi para petani di Istana, kami juga akan tegas menolak kenaikan harga BBM,” ucap Iqbal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.