JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bakal merehabilitasi 20 sekolah negeri berkonsep gedung rendah emisi alias net zero carbon pada 2023.
Untuk diketahui, Anies secara simbolis meresmikan empat sekolah negeri yang direhabilitasi total dan berkonsep net zero carbon di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 08 Jakarta, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Rabu (28/9/2022).
"Sekarang ada empat (sekolah negeri berkonsep net zero carbon). Tahun depan 20 (sekolah berkonsep sama yang akan dibangun)," tuturnya di SDN 08 Jakarta, Rabu pagi.
Baca juga: Dugaan Kampanye Terselubung, Anies Baswedan Dilaporkan ke Bawaslu
Ia mengaku berambisi membangun lebih banyak lagi sekolah dengan konsep tersebut setiap tahunnya.
Dengan demikian, lanjut Anies, sekolah di Jakarta bisa menjadi bangunan yang ramah lingkungan.
"Kalau lompat 20 (sekolah) kan lima kali lipat ya. Mudah-mudahan nanti bisa 100, bisa 500 (sekolah)," ucapnya.
Baca juga: Dilaporkan ke Bawaslu atas Dugaan Kampanye Terselubung, Anies: Memang Ada Laporan Itu?
"Harapannya, terus menerus Jakarta sekolahnya menjadi sekolah yang ramah," sambung dia.
Di lokasi yang sama, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta Nahdiana berujar bahwa biaya rehabilitasi total empat sekolah negeri yang diresmikan Anies pada hari ini sebesar Rp 126 miliar.
Sementara itu, katanya, rehabilitasi total per sekolah memakan biaya sekitar Rp 20 miliar-Rp 30 miliar.
Baca juga: Bawaslu Tindak Lanjuti Laporan Dugaan Pelanggaran Kampanye Anies Baswedan
Menurut Nahdiana, besaran biaya itu tergantung dari luas dari setiap sekolah
"Kalau yang sekarang ini, Rp 126 miliar untuk (rehabilitasi total) empat sekolah," sebutnya.
"Satu sekolah itu rata-rata Rp 20 miliar-Rp 30 miliar, tergantung luas bangunannya," imbuh dia.
Anies sebelumnya menyatakan, selain untuk mengurangi emisi, penerapan bangunan beremisi rendah juga bisa menjadi bahan pembelajaran bagi para siswa.
Baca juga: Anies Resmikan 4 Sekolah Negeri yang Disulap Jadi Bangunan Rendah Emisi
Anies menggambarkan, kelak ketika dewasa, para siswa ini diharapkan bisa mengambil atau memutuskan kebijakan berdasarkan pengalamannya saat bersekolah.
"Supaya anak-anak ini nanti belajar, melihat, bagaimana ruang hijau. Supaya, ketika menjadi pribadi-pribadi yang mengambil kebijakan di kantor, mereka membawa pendidikannya, pengalamannya (atas konsep net zero carbon) sebagai bahan," urai dia.