Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tragedi Kanjuruhan Tak Bisa Dimaafkan, Harus Ada yang Bertanggung Jawab!"

Kompas.com - 04/10/2022, 08:50 WIB
Joy Andre,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Ratusan suporter sepak bola dari aliansi suporter Bekasi menggelar aksi solidaritas penyalaan lilin di area parkir mobil Stadion Patriot Candrabhaga, Senin (3/10/2022) malam.

Aksi itu digelar sebagai bentuk solidaritas atas Tragedi Kanjuruhan yang terjadi beberapa hari yang lalu dan menewaskan ratusan suporter dari klub Arema Malang.

Seorang suporter sepak bola yang hadir dalam acara solidaritas itu yakni Toby menuturkan bahwa Tragedi Kanjuruhan terjadi karena tidak adanya evaluasi oleh pihak pengelola liga.

Ia berharap dengan adanya gelombang aksi solidaritas, seluruh pihak mau mengevaluasi semua pertandingan sepak bola di Indonesia.

Baca juga: Suporter Nyalakan Lilin di Stadion Patriot Bekasi, Tumpahkan Kesedihan atas Tragedi Kanjuruhan

"Dengan adanya aksi ini, federasi sepak bola Indonesia (PSSI) dan seluruh elemen yang ada, bisa bahu membahu untuk sama-sama memperbaiki seluruh keburukan Liga Indonesia yang terjadi selama ini," ujar Toby kepada wartawan, Senin.

Bagi Toby, apa yang terjadi di Tragedi Kanjuruhan adalah wajah asli dari buruknya pengelolaan sepak bola di Indonesia.

Toby pun berharap pemerintah dapat segera menetapkan pihak yang bertanggung jawab atas kejadian horor Tragedi Kanjuruhan, Malang yang menewaskan ratusan suporter sepak bola tersebut.

"Itu (Tragedi Kanjuruhan) sesuatu yang tak bisa dimaafkan. Menurut saya, harus ada yang bertanggung jawab untuk semua kerusuhan yang terjadi," pungkas Toby.

Baca juga: Kisah di Balik Spanduk Tolak Rentenir di Depok, Upaya Lindungi Warga dari Lintah Darat...

Tragedi Kanjuruhan bermula saat pertandingan antara Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022) lalu. Laga derbi Jawa Timur itu berlangsung panas dengan kemenangan 2-3 Persebaya.

 Usai pertandingan, sejumlah Aremania masuk ke lapangan dengan meloncati pagar, membuat situasi tak terkendali.

Aparat keamanan terlihat kewalahan menghalau kericuhan tersebut karena jumlah mereka tidak sebanding.

Situasi semakin tak terkendali ketika aparat keamanan menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton.

Akibat dari tembakkan gas air mata yang dilakukan aparat, 125 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya terluka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com