JAKARTA, KOMPAS.com - Kebakaran akibat korsleting atau arus pendek di DKI Jakarta sering kali terjadi. Terkini, kebakaran melanda 15 rumah di Jalan Pangeran Jayakarta, Mangga Besar, Taman Sari, Jakarta Barat, terbakar pada Selasa (4/10/2022) dini hari.
Kepala Seksi Operasional Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Barat Syarifudin mengatakan, api diduga muncul akibat korsleting.
Kebakaran akibat korsleting juga melanda sebuah warung makan di Jalan Senayan RT 007 RW 002, Kelurahan Rawa Barat, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Kamis (29/9/2022) pagi.
Baca juga: Korsleting Sering Jadi Penyebab Kebakaran di Jakarta, Apa Pemicunya?
Adapun menurut data Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta tahun 2018-2022, penyebab kebakaran didominasi korsleting.
Selama lima tahun terakhir, data menunjukkan penyebab kebakaran Ibu Kota adalah korsleting dengan 4.829 kejadian. Seiring banyaknya kebakaran akibat korsleting, warga diminta lebih waspada.
Peneliti Teknologi Pengujian di Pusat Riset Teknologi Pengujian dan Standar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Himma Firdaus membeberkan sejumlah cara menghindari kebakaran akibat korsleting.
Baca juga: Ahli Sebut Minimnya Stop Kontak Jadi Biang Kerok Kontrakan dan Rumah Kos Sering Kebakaran
Menurut dia, pada saat membuat instalasi listrik di rumah, pemilik perlu memerhatikan ukuran kabel yang sesuai dan mengikuti rekomendasi.
Penghuni rumah juga harus menghindari menyambughkan banyak peralatan listrik berdaya besar pada satu titik stop kontak.
"Warga juga perlu waspada dengan kotak kontak yang sudah tidak kencang sambungannya, atau munculnya bunyi desis dari dalam sambungannya," kata Himma saat dihubungi Kompas.com Kamis (6/10/2022).
Baca juga: Rumah Kontrakan di Beji Depok Kebakaran, Diduga akibat Korsleting
Lebih lanjut, Himma menuturkan, apabila akan melakukan penambahan daya listrik, maka instalasi kabel perlu diganti, dan disesuaikan dengan kemampuan pemakaiannya. Sebab, instalasi tidak sesuai standar berisiko mengakibatkan korsleting yang pada akhirnya bisa memicu kebakaran.
Di samping itu, rumah-rumah yang awalnya dibangun dengan kapasitas daya listrik rendah lalu ingin ditambah dayanya juga tak bisa sembarangan.
Instalasi kabel perlu diganti dan disesuaikan dengan standar yang telah ditetapkan.
Sederhananya, semakin besar kapasitas daya maka semakin besar arus listrik yang dapat mengalir sehingga membutuhkan ukuran kabel yang lebih besar.
"Jika tidak ada penggantian, risiko terjadinya kebakaran menjadi lebih tinggi karena pemanasan lebih pada kabel," pungkas Himma.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.