Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Anies Jadi "Penangkal Petir" Saat Operator Angkot Marah-marah Bahas JakLingko

Kompas.com - 06/10/2022, 16:37 WIB
Muhammad Naufal,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menceritakan upayanya merealisasikan kebijakan angkutan perkotaan (angkot) dengan pembayaran non-tunai menggunakan JakLingko.

Pada 2018, Anies mengaku bertemu dengan para operator angkot di Ibu Kota. Operator yang ikut saat itu adalah MetroMini dan Kopaja.

Anies menggambarkan pertemuan itu sebagai pertemuan terpanas yang pernah diikutinya.

"Saya ketemu dengan mereka awal 2018, seluruh operator. Itu pertemuan yang paling panas yang pernah saya ikuti karena operator-operator itu sangat outspoken," kata Anies di Gedung Kompas Gramedia, Jakarta Pusat, Rabu (5/10/2022).

Baca juga: Jelang Lengser, Anies Salurkan Dana Hibah untuk Parpol Senilai Rp 27,25 Miliar

Kepada Anies, operator menyatakan bahwa Pemprov DKI Jakarta sangat tidak adil. Operator merasa Pemprov DKI bertindak sebagai regulator sekaligus operator transportasi umum.

Anies melanjutkan, operator melihat bahwa pemerintah selaku regulator membuat peraturan yang hanya menguntungkan pihak pemerintah.

"Mereka terus terang mengatakan pemerintah itu ya tidak adilnya luar biasa. Anda (pemerintah) operator, Anda regulator, lalu bikin regulasi yang menguntungkan Anda (pemerintah) sendiri," sebut Anies.

"Pokoknya suasananya penuh dengan kemarahan, saya bagian penangkal petir aja itu, dengerin orang-orang marah semuanya," sambung dia.

Baca juga: Anies Sebut Pembangunan Waduk Brigif Merujuk Konsep Sungai di Singapura dan Belanda


Saat itu, Anies mengaku hendak membuat ekosistem yang lebih sehat. Menurut dia, salah satu caranya dengan menerapkan program JakLingko.

Program itu menghilangkan transaksi langsung antara pengguna dengan operator angkot. Dengan JakLingko, Pemprov DKI Jakarta membayar ke setiap operator.

"Kami akan membeli layanan Anda (angkot melalui operator) per kilometer, tidak lagi berbasis penumpang. Anda muter satu hari 100 kilometer, nanti kami akan bayar itu," tutur Anies.

Baca juga: Anies Rombak Sistem Masuk Sekolah Negeri Jadi Setara, Orang Kaya Jadi Ogah Masuk

Dengan demikian, Anies menegaskan bahwa para sopir angkot tak perlu ngetem atau tergesa-gesa mencari penumpang.

Sebab, setiap sopir angkot akan menerima upah per bulan dan operator menerima uang berdasarkan jarak tempuh minimal yang sudah ditentukan.

"Angkot yang ikut JakLingko jalan terus, tidak ngetem. Ada atau tidak ada penumpang, sopir tenang, sudah ada penghasilan bulanan," tutur Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com