JAKARTA, KOMPAS.com - Robohnya tembok Madrasah Tsanawiyah (MTS) Negeri 19, Pondok Labu, Jakarta Selatan diduga karena tak kuat menahan luapan air gorong-gorong.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta, Isnawa Adji mengatakan, awalnya hujan deras menyebabkan air gorong-gorong meluap.
“Kejadian bermula saat hujan deras menyebabkan air gorong-gorong meluap dan menggenangi area sekolah MTsN 19,” ujar Isnawa saat dikonfirmasi, Kamis sore.
Isnawa memastikan, material yang roboh bukan tembok ruangan kelas. Tembok tersebut merupakan pembatas antara bangunan sekolah dan kawasan permukiman warga.
Baca juga: Anies: RT di Jakarta Ada 30.000, yang Kena Banjir 30, Its Not Even One Percent
Sebelumnya, dinding pembatas bangunan di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 19 di Jalan Pinang Kalijati, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, roboh pada Kamis (6/10/2022) sore.
Edison, guru di sekolah tersebut menjelaskan, saat ini ada tiga siswa yang dikabarkan tewas akibat tertimpa tembok tersebut.
"Ada empat orang yang dievakuasi, tiga orang katanya meninggal dunia," ujar Edison saat ditemui di lokasi, Kamis.
Baca juga: Bukan Banjir, Anies Sebut Trust Issue Nomor Satu di Jakarta adalah Biaya Hidup
Edison menjelaskan, insiden robohnya dinding pembatas sekolah dengan permukiman warga itu terjadi pada pukul 14.30 WIB. Kala itu bersamaan dengan hujan deras.
Data yang diterima Kompas.com, siswa yang menjadi korban tewas yaitu Dicka Shafa Ghifari dan Dendis Al Latif. Dua korban luka yaitu Adisya Dafa Al Lutfi dan satu lainnya belum diketahui.
Para korban sudah dibawa ke Rumah Sakit Prikasih Pondok Labu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.