Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerhati Satwa Liar Khawatir Banyak "Influencer" Gunakan Berang-berang untuk Bikin Konten

Kompas.com - 08/10/2022, 18:39 WIB
Zintan Prihatini,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerhati ekosistem dan satwa liar Averroes Oktaliza mengungkapkan kekhawatirannya tentang influencer yang menjadikan berang-berang sebagai konten di media sosial.

Pasalnya, berang-berang adalah hewan liar yang patut untuk dilindungi oleh masyarakat maupun negara.

"Kami khawatir karena konten di media sosial banyak influencer menggunakan satwa liar, khususnya berang-berang, untuk menarik viewers ataupun followers," ujar Ave saat ditemui Kompas.com di kawasan Sungai Ciliwung, Sabtu (8/10/2022).

"Sedangkan, hakikatnya hanya satu berang-berang di Indonesia yang mampu hidup sendiri atau soliter, selebihnya koloni, enggak bisa hidup sendirian," sambung dia.

Baca juga: Begitu Sulit Mencari Berang-berang di Sungai Ciliwung...

Ketua Aspera Madyasta (Asta) Indonesia itu berharap spesies berang-berang cakar kecil atau Aonyx cinereus dilindungi oleh pemerintah.

Secara internasional, kata Ave, perdagangan berang-berang sudah sangat dilarang. Oleh karena itu, pihaknya mendesak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) mengkaji aturan perlindungan terhadap hewan berbulu tersebut.

"Harapannya status dari berang-berang cakar kecil ini bisa naik tahap pelindungan atau dilindungi negara layaknya berang-berang bulu licin," kata Ave.

Berdasarkan studi yang dilakukan Ave dan timnya, mamalia akuatik ini masih ditemukan di segmen 4 Sungai Ciliwung, Depok, Jawa Barat.

Baca juga: Berang-berang Ternyata Hidup di Sungai Ciliwung, Jejaknya Ditemukan di Kolong Jembatan GDC

Kompas.com mengikuti kegiatan Asta Indonesia bersama Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati),menelusuri Sungai Ciliwung di beberapa titik di Depok.

Titik pertama, ditemukan sisa-sisa aktivitas berang-berang berupa jejak kaki di kolong jembatan kawasan Grand Depok City (GDC).

Di lokasi ini tak ditemukan berang-berang yang sedang beraktivitas di sarangnya. Namun, tim Asta Indonesia akan terus mengidentifikasi keberadaan hewan tersebut untuk menentukan spesiesnya.

"Walaupun masih samar tapi nanti kami coba malam hari ini identifikasi lagi, apakah ini berang-berang bulu licin ataupun berang-berang cakar kecil," kata Ave.

Baca juga: Bukan Hewan Imut, Ahli Identifikasi Fosil Berang-berang Seukuran Singa

Ave memastikan bahwa jejak itu milik berang-berang. Sebab, cirinya berbeda dengan hewan lain.

"Kalau berang-berang punya pembeda dengan hewan lain yang memang hidupnya di sungai. Kemungkinan besar yang kami temukan milik berang-berang. Tinggal tentukan berang-berang jenis apa itu," jelas dia.

Tim Asta Indonesia juga menyambangi titik kedua yakni Jembatan Panus, Depok. Di Sungai Ciliwung yang berada di bawah jembatan ini, tim menelusuri sisi sungai dalam radius 1 kilometer dan menemukan kotoran berang-berang, menandakan hewan itu hidup di sana.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Maju-Mundur Pedagang Jual Foto Prabowo-Gibran: Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Maju-Mundur Pedagang Jual Foto Prabowo-Gibran: Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com