Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perampokan Toko Emas oleh Eks Anggota TNI Diduga Karena Motif Ekonomi

Kompas.com - 09/10/2022, 12:52 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian Resor (Polres) Tangerang Selatan dan Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya masih menyelidiki perampokan ratusan gram emas dari toko emas Sinar Mas, ITC BSD, dan Tangerang Selatan.

Adapun perampokan itu disinyalir bukan kriminal umum biasa karena melibatkan eks anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang telah dipecat, dilakukan berulang kali, dan adanya dugaan keterkaitan dengan pendanaan kegiatan terorisme.

Komplotan tersebut terdiri dari empat orang yakni SU (37), TH (37), MK (33) dan K (34) yang beraksi menggunakan senjata api pabrikan.

Baca juga: Pecatan TNI Suplai Senjata untuk Perampokan, Pengamat: Bisa Jadi Anggota TNI Aktif Terlibat

Kapolres Tangsel, Ajun Komisaris Besar (AKBP) Sarly Sollu memastikan bahwa perampokan di tiga lokasi toko emas itu dilatarbelakangi motif ekonomi.

Kendati demikian, kepolisian masih menunggu penyelidikan tim Densus 88 terkait dugaan keterlibatan para pelaku perampokan dengan kegiatan terorisme.

"Motifnya ekonomi. Untuk terorisme ini sedang didalami Densus 88 karena salah satu pendanaan dari aksi teror ini terjadi perampokan emas dan bank dan ini akan didalami Densus 88," tutur Sally, dilansir dari TribunJakarta.com, Minggu (9/10/2022).

Sebab, keempatnya melakukan tindak pidana yang sama secara berulang kali di Tangerang dalam kurun waktu enam bulan ke belakang. Bahkan dalam beraksi, salah satu pelaku selalu menggunakan senjata api pabrikan.

"Salah satu alat bukti senjata api adalah pabrikan dan akan ditelusuri motifnya sehingga bekerja sama dengan Densus 88," ungkap Sarly.

Polres Tangerang Selatan pun melakukan penelusuran lebih lanjut terkait asal kepemilikan dari senjata api tersebut.

Baca juga: Polisi Ungkap Peran 4 Pelaku Perampokan Toko Emas di Serpong

Hal ini karena, salah satu senjata api yang didapatkan dari tangan para pelaku, dan yang digunakan saat beraksi merupakan senjata api pabrikan.

Setidaknya ada dua senjata yang diamankan, pertama senpi jenis G2 Combat Kaliber 9 mm dan jenis FN merk Colt type MK IV Kaliber 9 mm.

"Untuk yang pabrikan itu, senpi jenis FN, dan ini akan kita telusuri motifnya, sehingga kita juga bekerja sama dengan Densus 88," ucap Sarly.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Polisi Masih Selidiki Penadah Ratusan Gram Emas yang Dicuri dari 3 Lokasi di Tangerang. (Penulis: Ega Alfreda | Editor: Wahyu Septiana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com