JAKARTA, KOMPAS.com - Seminggu menjelang Anies Baswedan mengakhiri jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta, puluhan titik permukiman warga yang berada di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur terendam banjir.
Terus meluasnya banjir menyebabkan ratusan warga terpaksa mengungsi.
Anies menyebut bahwa banjir tak bisa dihindarkan karena cuaca ekstrem yang masih akan terjadi dalam sepekan ke depan.
"Kita mengalami kondisi yang ekstrem. Sebagai contoh pekan lalu hujan ada yang 120 mm sampai dengan 180 mm. 180 mm ini sangat lebuh, bahkan bisa dibilang ekstrem," ujarnya di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu TPST Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.
Baca juga: Basarnas Terjunkan Personel Pantau Titik Banjir Jakarta dan Evakuasi Warga
Ia pun telah meminta agar dinas-dinas terkait siaga menyiapkan alat-alat yang bisa digunakan saat cuaca ekstrem terjadi.
"Tanggung jawab kita adalah merespons dengan cepat, mengeringkan dengan cepat, juga fasilitas-fasilitas yang bisa digunakan kembali untuk antisipasi," kata Anies.
Tingginya curah hujan yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya menyebabkan genangan tak bisa dihindari.
Secara teknis, genangan air di permukiman muncul karena kapasitas drainase di kawasan permukiman hanya 250 mm per hari. Anies mengatakan titik banjir mau tidak mau akan muncul bila durasi hujan berlangsung lebih dari dua jam.
Baca juga: Anies Harap RDF Plant di TPST Bantargebang Jadi Sarana Pembelajaran Anak-anak
"Nah kalau hujannya di atas 100 mm per hari tentu terjadi genangan, apalagi di atas 100 mm per hari itu dalam waktu 2 sampai 3 jam," ujarnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia, termasuk Jakarta.
Potensi cuaca ekstrem tersebut bisa terjadi pada tanggal 9 hingga 15 Oktober 2022. Adapun bentuk cuaca ekstrem yang dimaksud berupa curah hujan dengan intensitas deras yang dapat disertai angin kencang dan kilat atau petir.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan, peringatan dini cuaca ekstrem ini merupakan hasil analisis kondisi dinamika atmosfer di wilayah Indonesia terkini.
Baca juga: BMKG: Jakarta Diguyur Hujan Siang hingga Malam, Potensi Petir Disertai Angin Kencang
“Dinamika atmosfer di wilayah Indonesia masih cukup signifikan berpotensi mengakibatkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah dalam sepekan ke depan,” kata Dwikorita dalam konferensi pers BMKG Sabtu (8/10/2022) malam.
Pola belokan angin serta perlambatan kecepatan angin, gelombang atmosfer Madden Jullian Oscillation, gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin cukup berpengaruh dalam meningkatkan peluang cuaca ekstrem ini.
Wilayah yang berpeluang terjadi hujan intensitas sedang hingga lebat dengan potensi kilat atau petir dan angin kencang adalah DKI Jakarta.
Kondisi cuaca ekstrem tersebut dapat memicu berbagai bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, pohon tumbang, banjir rob, gelombang tinggi, angin kencang, jalanan licin, puting beliung dan lain sebagainya.
(Kompas.com : Nirmala Maulana Ahmad/Tribun Jakarta: Dionisius Arya Bima Suci)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.