Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta-fakta Penumpang WNI Pukuli Pramugara Turkish Airlines, Diturunkan di Kualanamu hingga Pesawat Terlambat Tiba di Soekarno-Hatta

Kompas.com - 12/10/2022, 14:25 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat dihebohkan dengan kabar keributan yang terjadi di dalam pesawat Turkish Airlines.

Berdasarkan konfirmasi yang diterima, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan bahwa peristiwa keributan dan pemukulan terjadi di Pesawat Turkish Airline TK 56, Selasa (11/10/2022).

Berikut sejumlah fakta mengenai kejadian tersebut:

Baca juga: Kronologi WNI Pukuli Pramugara Turkish Airlines hingga Sebabkan Delay di Bandara Soekarno Hatta

Penumpang disebut mabuk

Zulpan mengatakan bahwa berdasarkan informasi yang diterima kepolisian, sang penumpang yang merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) mabuk.

Penumpang yang tengah dalam keadaan mabuk itu diduga memukul pramugara saat pesawat tengah terbang di udara.

Kejadian itu memantik amarah penumpang lain di pesawat sehingga aksi pemukulan pun terjadi.

"Dia memukul salah seorang crew atau pramugara pesawat Turkish Airlines saat pesawat masih mengudara, sehingga memancing amarah penumpang lain," kata Zulpan.

Baca juga: WNI Pukuli Pramugara Turkish Airlines, Pelaku Sempat Dihajar Sebelum Diturunkan dari Pesawat

Pesawat berbelok ke bandara lain hingga terlambat

Akibat kejadian tersebut, pihak maskapai memutuskan untuk langsung menurunkan penumpang WNI penyebab keributan tersebut di bandara terdekat, yaitu Bandara Kualanamu di Sumatera Utara.

Pesawat Turkish Airlines TK 56 itu pun tiba di Bandara Soekarno-Hatta sekitar pukul 19.05 WIB, satu jam lebih lama dari perkiraan jadwal tiba.

"Pesawat melanjutkan perjalanan menuju ke Jakarta dan tetap landing di Bandara Soekarno-Hatta. Namun berdasarkan data manifes berkurang satu orang penumpang," ungkap Zulpan.

Pesawat Turkish Airlines TK 56 yang mengalami keterlambatan itu kini sudah kembali terbang ke Turki pada Selasa malam.

"Keberangkatan pesawat Turkish Airlines yang seharusnya pukul 21.05 WIB pun berubah menjadi pukul 22.05 WIB," pungkas Zulpan.

Baca juga: Penumpang WNI Pukuli Pramugara, Pesawat Turkish Airlines Terlambat Tiba di Bandara Soekarno-Hatta

Sang penumpang luka-luka dan dirawat

Penumpang tersebut mengalami sejumlah luka akibat dikeroyok pramugara dan penumpang lain, sehingga harus menjalani perawatan.

Namun, Zulpan tidak membeberkan kondisi sang penumpang secara detil dan di mana penumpang tersebut mendapat perawatan.

(Penulis : Tria Sutrisna/ Editor : Nursita Sari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com