JAKARTA, KOMPAS.com - Massa buruh yang berdemonstrasi di kawasan Patung Arjuna Wijaya atau Patung Kuda, Jakarta Pusat, Selasa (12/10/2022), mengeluhkan angka inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan pemerintah.
Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengungkapkan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berimbas pada naiknya sejumlah harga-harga kebutuhan masyarakat.
"Sudah terbukti harga-harga melambung tinggi, inflasi diperkirakan pemerintah 6,5 persen. Sesungguhnya di kelas menengah kebawah, kelas buruh, kelas petani, dan lainnya, inflasi makanan itu sekitar 15 persen," ujar Iqbal di kawasan Patung Kuda, Rabu.
Iqbal mengungkapkan, angka tersebut disampaikan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh divisi penelitian dan pengembangan (Litbang) Partai Buruh.
Baca juga: Buruh Akan Berunjuk Rasa di Kawasan Patung Kuda Hari Ini, Sampaikan 6 Tuntutan
Kemudian, kata Iqbal, kenaikan harga BBM juga berdampak pada inflasi di bidang transportasi.
"Kedua, inflasi transportasi, biasa Rp 4.000, angkot sekarang naik Rp 2.000 artinya inflasi 50 persen, berarti delapan kali lipat dari inflasi kita membayar transportasi," ungkap dia.
Selanjutnya, kenaikan harga BBM juga berdampak pada meningkatnya harga sewa tempat tinggal yang terjadi di kalangan masyarakat kelas bawah.
"Ketiga, inflasi perumahan, perumahan sekarang naik Rp 50.000 dari rata-rata ongkos sewa rumah Rp 500.000. Naik 10 persen," ucap Iqbal.
Baca juga: Jokowi Sebut Inflasi RI Masih Terjaga meski Harga BBM Naik karena Pengendalian Harga Pangan
Akibat inflasi yang terjadi pada tiga bidang itu, Iqbal berujar, menyebabkan daya beli masyarakat yang menurun sekitar 30 persen akibat kenaikan harga BBM.
Adapun, aksi unjuk rasa dari berbagai elemen masyarakat terus bergulir di sejumlah daerah di Indonesia sebagai bentuk respons atas kenaikan harga pertalite, solar, dan pertamax diumumkan oleh Presiden Joko Widodo.
Harga baru BBM bersubsidi dan non-subsidi mulai berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB.
"Saat ini pemerintah membuat keputusan dalam situasi yang sulit. Ini adalah pilihan terakhir pemerintah yaitu mengalihkan subsidi BBM sehingga harga beberapa jenis BBM akan mengalami penyesuaian," kata Jokowi, dalam jumpa pers yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Kepresidenan, Sabtu (3/9/2022).
Saat ini harga pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter. Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.
Dikutip dari Kompas.id, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan bahwa jika harga BBM bersubsidi tidak naik, beban APBN tahun depan semakin berat.
Hal ini ia sampaikan dalam Sidang Paripurna Tanggapan Pemerintah terhadap Pemandangan Umum Fraksi atas Rancangan Undang-Undang tentang APBN 2023 Beserta Nota Keuangannya, Selasa (30/8/2022), di Jakarta.
”Dengan pertimbangan tren harga minyak dunia, kurs rupiah, serta konsumsi pertalite dan biosolar yang melebihi kuota, jika harga BBM bersubsidi dipertahankan, jumlah subsidi dan kompensasi diperkirakan mencapai Rp 698 triliun hingga akhir tahun. Hal ini menjadi tambahan belanja RAPBN 2023,” kata Sri Mulyani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.