Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Tembok Roboh saat Banjir, Ini Kata Ahli soal Dugaan Penyebabnya

Kompas.com - 12/10/2022, 19:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banjir akibat hujan deras di wilayah Jakarta dan sekitarnya membuat sejumlah tembok bangunan roboh. 

Dalam kurun waktu sepekan, setidaknya ada tiga bangunan yang temboknya roboh.

Ketiga peristiwa itu terjadi di  Madrasah Tsanawiyah (MTsN) Negeri 19 di Pondok Labu Jakarta Selatan, Sekolah Al-Fath Cirendeu Tangerang Selatan, serta di tempat pemancingan di Kramat Jati Jakarta Timur.

Peristiwa robohnya tembok di MTsN Pondok Labu bahkan membuat tiga siswa di sekolah itu tewas. 

Baca juga: Kala Duka Selimuti Kediaman dan Prosesi Pemakaman Korban Robohnya Tembok MTsN 19 Pondok Labu...

Arsitek dari SAIA Architecture Ariko Andikabina mengatakan, penyebab banyaknya bangunan yang roboh akhir-akhir ini di Jabodetabek tidak bisa disamakan satu sama lain.

"Saya menyimak berita ketiganya, namun sebab ketiganya bisa jadi berbeda-beda. Harus lihat atau teliti rubuhnya," ujar Ariko kepada Kompas.com, Rabu (12/10/2022).

Kendati demikian, Ariko menduga ada dua penyebab yang membuat tembok bisa roboh saat diterjang banjir.

Pertama, pondasi pagar itu diduga bergerak karena tanahnya tergerus oleh arus banjir.

"Lalu yang kedua, dindingnya tidak mampu menahan beban angin. Atau bisa juga gabungan keduanya," tambah dia.

Baca juga: Fakta Robohnya Tembok Pembatas Sekolah Al-Fath dan Labschool Cirendeu hingga Timpa 5 Mobil

Untuk dugaan pondasi bergerak, Ariko menjelaskan, hal itu bisa terjadi karena pondasinya tidak dibuat sesuai standar dan kondisi daya dukung tanah.

Dengan begitu, ketika ada banjir atau gangguan air, tanah di bawah pondasi tergerus sehingga mengakibatkan dinding di atasnya roboh.

Selanjutnya, dengan kondisi dindingnya yang tidak mampu menahan beban angin, bisa menambah peluang mudahnya bangunan tersebut roboh.

"Ketika hujan, angin bertiup kencang, karena dindingnya diduga tidak sesuai standar sehingga tidak mampu menahan beban angin," jelasnya.

Lima mobil rusak tertimpa reruntuhan tembok yang roboh antara Sekolah Al-Fath dengan Labschool Cirendeu. Peristiwa itu terjadi pada Kamis (6/10/2022) saat hujan deras yang melanda wilayah Tangerang Selatan.Istimewa Lima mobil rusak tertimpa reruntuhan tembok yang roboh antara Sekolah Al-Fath dengan Labschool Cirendeu. Peristiwa itu terjadi pada Kamis (6/10/2022) saat hujan deras yang melanda wilayah Tangerang Selatan.

Baca juga: Tembok Pemancingan di Kramat Jati Roboh akibat Luapan Kali Ciliwung

Menurut Ariko, kondisi dinding yang tidak mampu menahan beban angin itu terjadi karena dinding dikerjakan tidak sesuai standar.

Contohnya, pada setiap luasan dinding 9 meter persegi maka harus ada kolom praktis dan balok praktisnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Oknum TNI Diduga Keroyok Preman di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Oknum TNI Diduga Keroyok Preman di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Megapolitan
Polda, Polri, dan Kejati Tak Bacakan Jawaban Gugatan MAKI Terkait Desakan Tahan Firli Bahuri

Polda, Polri, dan Kejati Tak Bacakan Jawaban Gugatan MAKI Terkait Desakan Tahan Firli Bahuri

Megapolitan
Oknum TNI Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Mapolres Jakpus

Oknum TNI Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Mapolres Jakpus

Megapolitan
Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemberian 'THR Lebaran' untuk Warga Terdampak Bencana

Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemberian "THR Lebaran" untuk Warga Terdampak Bencana

Megapolitan
Dua Karyawan SPBU Karawang Diperiksa dalam Kasus Bensin Dicampur Air di Bekasi

Dua Karyawan SPBU Karawang Diperiksa dalam Kasus Bensin Dicampur Air di Bekasi

Megapolitan
Soal Urgensi Beli Moge Listrik untuk Pejabat, Dishub DKI: Targetnya Menekan Polusi

Soal Urgensi Beli Moge Listrik untuk Pejabat, Dishub DKI: Targetnya Menekan Polusi

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di DKI Jakarta Hari Ini, 28 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di DKI Jakarta Hari Ini, 28 Maret 2024

Megapolitan
Gagal Rekonstruksi karena Sakit, Gathan Saleh Dibawa ke Dokter

Gagal Rekonstruksi karena Sakit, Gathan Saleh Dibawa ke Dokter

Megapolitan
Karyoto Disebut Hentikan Perkara Firli Bahuri Diam-diam, Polda Metro Jaya: Mengada-ada!

Karyoto Disebut Hentikan Perkara Firli Bahuri Diam-diam, Polda Metro Jaya: Mengada-ada!

Megapolitan
9 Tahun Misteri Kasus Kematian Akseyna, Keluarga Tidak Dapat “Update” dari Polisi

9 Tahun Misteri Kasus Kematian Akseyna, Keluarga Tidak Dapat “Update” dari Polisi

Megapolitan
Ammar Zoni Residivis Narkoba 3 Kali, Jaksa Bakal Pertimbangkan Tuntutan Hukuman

Ammar Zoni Residivis Narkoba 3 Kali, Jaksa Bakal Pertimbangkan Tuntutan Hukuman

Megapolitan
Kasus DBD Melonjak, Dinkes DKI Gencarkan Kegiatan “Gerebek PSN” Seminggu Dua Kali

Kasus DBD Melonjak, Dinkes DKI Gencarkan Kegiatan “Gerebek PSN” Seminggu Dua Kali

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangsel Hari Ini, 28 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangsel Hari Ini, 28 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 28 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 28 Maret 2024

Megapolitan
Kembangkan 'Food Estate' di Kepulauan Seribu, Pemprov DKI Bakal Perhatikan Keselamatan Lingkungan

Kembangkan "Food Estate" di Kepulauan Seribu, Pemprov DKI Bakal Perhatikan Keselamatan Lingkungan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com