Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Kampung Nelayan Marunda Kepu yang Dilanda Krisis Air sejak 6 Bulan Lalu...

Kompas.com - 13/10/2022, 09:37 WIB
Zintan Prihatini,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kampung Nelayan Marunda Kepu, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara dilanda krisis air bersih sejak enam bulan lalu.

Kompas.com mendatangi kampung yang terletak tepat di sebelah kali Banjir Kanal Timur (BKT) itu pada Rabu (12/10/2022).

Kampung nelayan di pesisir utara Jakarta itu bisa disambangi menggunakan angkutan umum seperti Transjakarta, Jaklingko, angkutan kota (angkot), ojek online, maupun kendaraan pribadi.

Di pintu masuk, terdapat gapura yang bertuliskan Selamat Datang di Kampung Nelayan Marunda Kepu.

Baca juga: Derita Warga Kampung Nelayan Marunda Kepu, 6 Bulan Dilanda Krisis Air Bersih

Perjalanan dari pintu masuk hingga ujung Kampung Nelayan Marunda Kepu berjarak sekitar 2 kilometer.

Beberapa nelayan yang baru pulang melaut terlihat menyandarkan kapal yang ditumpanginya. Ada pula warga yang tengah mengeringkan ikan asin, untuk nantinya diperjualbelikan.

Drum dan jeriken untuk menampung air bersih tampak berjejer di depan rumah. Namun, tak ada air yang tersimpan di dalamnya lantaran sudah digunakan oleh sang pemilik.

Terlihat pipa paralon panjang ataupun selang yang biasa dipakai untuk mengaliri air dari drum, ke dalam rumah.

Baca juga: Ada Krisis Air Bersih di Pesisir Jakarta, Warga Kampung Nelayan Marunda Ajukan Petisi

Drum air yang digunakan warga Kampung Nelayan Marunda Kepu untuk menampung air bersih dari PAM JAYA, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (10/10/2022)RETNO AYUNINGRUM Drum air yang digunakan warga Kampung Nelayan Marunda Kepu untuk menampung air bersih dari PAM JAYA, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (10/10/2022)

Diketahui bahwa sejak akhir April 2022 lalu, aliran air bersih yang disalurkan PT Aetra Air Jakarta ke rumah warga di kampung terganggu. Akibatnya, mereka kesulitan mendapatkan air untuk mandi, mencuci, dan masak.

"Dari Lebaran Idul Fitri sampai sekarang ini, sudah enam bulan kalau bukan dari tangki air belum keluar," ujar Gobang, Ketua RT 09 Kampung Nelayan Marunda Kepu saat ditemui di lokasi, Rabu.

Berdasarkan penuturannya, sebelumnya warga tidak kesulitan mendapatkan air bersih. Semenjak enam bulan lalu itulah mereka mulai menelan kenyataan pahit bahwa air tidak lagi mengaliri keran-keran di rumah.

Warga hanya mengandalkan mobil tangki air yang berasal dari Pam Jaya dan PT Aetra Air Jakarta sebagai sumber air bersih.

Baca juga: Melihat Lebih Dekat Pusat Pengupasan Kerang Hijau di Kampung Nelayan Cilincing...

Krisis air yang melanda kampung tersebut, menurut Gobang dirasakan oleh setidaknya 280 Kepala Keluarga (KK) yang hidup di sana. Mereka terpaksa menunggu tangki air yang datang dua hari sekali, untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Saya kadang-kadang dari peralon tiga hari enggak dapat air enggak kebagian," imbuhnya.

Apabila kekurangan air, mereka harus membeli lagi di tempat lain. Dua jeriken dihargai Rp 3.000. Gobang sendiri mengaku bisa mengeluarkan uang sebesar Rp 150.000 per bulan hanya untuk mendapatkan air bersih.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Megapolitan
Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Megapolitan
Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Megapolitan
Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Megapolitan
14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com