JAKARTA, KOMPAS.com - Eva (31) warga Kampung Nelayan Marunda Kepu, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara mengaku tetap harus membayar tagihan meski air bersih tidak mengalir.
Menurut dia, air yang disalurkan mobil tangki yang berasal dari PT Aetra Air Jakarta tak selalu mengalir ke setiap rumah warga.
"Air tetep bayar, air mati tapi kilometer air tetep nyala. Saya bayar Rp 50.000 padahal air enggak jalan," ucap Eva saat ditemui Kompas.com di Kampung Nelayan Marunda Kepu, Rabu (12/10/2022).
Baca juga: Krisis Air Bersih di Kampung Nelayan Marunda Kepu, Warga: Kadang Enggak Kebagian...
Eva yang saat itu sedang duduk bersama tetangganya bercerita, krisis air bersih telah terjadi selama enam bulan belakangan.
Meski air tak bisa didapatkannya, Eva tetap harus membayar sebesar Rp 50.000 per bulan
"Air mati-nyala, belum lama hidup nanti air mati lagi. Dari bulan puasa sampai sekarang juga air mati-nyala," terang ibu anak tiga itu.
Para warga kampung hanya bisa menyimpan air di dalam drum, jeriken, ataupun kemasan bekas galon isi ulang.
Baca juga: Melihat Kampung Nelayan Marunda Kepu yang Dilanda Krisis Air sejak 6 Bulan Lalu...
Jangankan mengisi air ke toren, wadah kecil yang mereka miliki pun kadang tak sampai penuh terisi air dari tangki yang datang dua hari sekali itu.
"Saya jarang dapat air, orang pada pakai mesin jet pump untuk sedot dari tangki kan saya enggak pakai mesin," papar Eva.
"Jadi kalau tetangga enggak sedot air, baru dapat saya paling 4 galon ukuran 15 liter. Kalau drum mereka sudah pada penuh, baru saya dapat air," sambung dia.
Krisis air bersih, kata Eva, memaksanya untuk membeli air di tempat lain yang jaraknya sekitar 1 kilometer dari rumah.
Baca juga: Saat Kejadian Peluru Nyasar, WNA Pemilik Rumah di Cilandak Sedang di Luar Negeri
Saat tak mencukupi, dia lebih memilih membeli air seharga Rp 3.000 untuk dua jeriken.
"Daripada rebutan air lebih baik beli saya ke depan, karena jarang dapat air kalau rebutan," ujar Eva.
Dia juga terpaksa mengirit pemakaian air semaksimal mungkin agar kebutuhan sehari-hari bisa tetap tercukupi.
"Anak-anak harus bersih tapi kami kesusahan dapat air bersih. Sedangkan, kami juga harus irit menggunakan air," katanya.
Baca juga: Sebelum Digerebek Satpol PP, Rumah yang Jadi Tempat Prostitusi di Pamulang Sempat Didatangi Polisi