JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta menyebutkan bahwa deteksi dini penting untuk mencegah gagal ginjal akut misterius pada anak.
Para orangtua dianjurkan memeriksakan anak ke fasilitas kesehatan, apabila sang anak mengalami demam, mual, dan muntah yang tak kunjung sembuh.
"Kalau anak kita ada gejala mual, muntah, diare disertai demam ataupun batuk, pilek, segera bawa ke dokter," ujar Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama melalui live Instagram @dinkesdki, Selasa (18/10/2022).
Baca juga: Gagal Ginjal Akut Misterius Terdeteksi di Jakarta sejak Januari, Renggut Nyawa 25 Anak
Deteksi dini dengan mengenali gejala gagal ginjal akut misterius, lanjut Ngabila, menjadi kunci pencegahan penyakit yang belum diketahui penyebabnya itu.
Ngabila menjelaskan, kasus gagal ginjal akut yang melanda Indonesia naik cukup signifikan pada Agustus 2022. Di DKI Jakarta, sejak Januari 2022 sampai 18 Oktober 2022, tercatat ada 49 kasus.
Kini, Dinkes DKI menetapkan status penyakit ini menjadi waspada. Sebab, di antara kasus tersebut sebanyak 25 anak dinyatakan meninggal dunia.
"Kita harus cegah infeksi dari airborne, dari udara, dan perantara tangan kita. Yang terpenting pakai masker, jaga kebersihan tangan, cuci tangan pakai air mengalir dan sabun, jaga kebersihan lingkungan rumah kita," kata Ngabila.
Baca juga: Dinkes: 75 Persen Pasien Gagal Ginjal Akut Misterius di Jakarta adalah Balita
Pada tahap tertentu, gagal ginjal bisa memerangkap racun di dalam tubuh sehingga pasien kemungkinan besar memerlukan hemodialisa atau cuci darah.
"Kalau gangguan ginjalnya masih akut, cuci darahnya bisa 1-3 kali saja. Tapi ketika sudah kronis, harus cuci darah rutin setiap minggu," ucap Ngabila.
Sementara itu, Ngabila membeberkan, 40 persen anak dengan gangguan ginjal akut misterius mengalami gejala pencernaan, seperti diare, nyeri perut, dan muntah. Gejala lainnya yaitu demam, batuk, dan pilek.
"Jika kondisinya belum membaik selama 2-3 hari, kami anjurkan pemeriksaan seperti kasus hepatitis akut misterius," tutur dia.
Dokter nantinya akan memeriksa fungsi darah lengkap untuk melihat apakah pasien terinfeksi infeksi virus dan bakteri akibat demam berdarah, tifus, ataupun Covid-19.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.