Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinkes DKI Karantina Obat Sirup Mengandung Etilen Glikol yang Lebihi Ambang Batas

Kompas.com - 25/10/2022, 12:56 WIB
Irfan Maullana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan DKI Jakarta melakukan karantina sementara terhadap obat sirup yang mengandung etilen glikol dan dietilen glikol melebihi ambang batas untuk mencegah bertambahnya kasus gangguan ginjal akut pada anak.

"Tidak kami sita, tapi kami karantina sementara di tempatnya masing-masing sampai nanti menunggu kepastian regulasi lebih final," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti dalam seminar deteksi dini gangguan ginjal akut di Jakarta, Selasa (25/10/2022).

Pihaknya sudah melakukan karantina sementara terhadap obat sirop yang mengandung zat tambahan melebihi ambang batas tersebut sejak 18 Oktober 2022.

Baca juga: Pemkot Jakpus Awasi Apotek agar Tak Jual Obat Sirup yang Dilarang BPOM

Widyastuti menambahkan, sejak Januari hingga 24 Oktober 2022, terdapat 90 kasus gangguan ginjal akut yang dilaporkan fasilitas kesehatan di Jakarta.

Namun, ia tidak memberikan rincian terbaru terkait perkembangan penanganan pada pasien.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan DKI mencatat 40 pasien gangguan ginjal akut meninggal dunia di Jakarta per 19 Oktober 2022. Pasien meninggal sebagian besar berusia di bawah enam tahun atau masih balita.

"Jadi sekali lagi angka 90 di DKI itu semoga tidak bertambah. Kalau pun bertambah, karena keaktifan proaktifnya teman sejawat melakukan langsung telusur di tempat kerja masing-masing," kata Widyastuti.

Baca juga: Kemenkes: Kasus Gagal Ginjal Akut Bukan Disebabkan oleh Covid-19, Vaksinasi, dan Imunisasi Rutin

Pihaknya kini gencar melalukan sosialisasi dan edukasi terkait gangguan ginjal akut itu, tak hanya kepada tenaga kesehatan tetapi juga masyarakat dengan melibatkan peran
Dasawisma dan ibu-ibu pada Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

"Karena ibu kader ini berada langsung bersentuhan dengan masyarakat. Satu kader berhadapan atau membawahi mengoordinasi 10-20 dengan harapan cepat tersampaikan," katanya.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan meminta agar tenaga kesehatan menunda untuk memberikan resep obat sirup.

Setelah pemerintah melakukan pengujian, Kementerian Kesehatan sudah memberikan lampu hijau bagi tenaga kesehatan untuk memberikan resep 156 obat dengan sediaan cair atau sirop.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan M Syahril mengatakan, obat tersebut dipastikan tidak menggunakan propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol dan/atau gliserin/gliserol serta aman sepanjang digunakan sesuai aturan pakai.

''Jenis obat yang boleh digunakan sesuai dengan rekomendasi BPOM,'' ujar Syahril melalui keterangan pers di Jakarta, Selasa.

Sementara itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyebutkan ada lima obat yang mengandung etilen glikol dan dietilen glikol melebihi ambang batas.

Sedangkan 69 obat lainnya masih dalam proses pengujian. Daftar lengkap produk obat yang sudah menjalani pengujian dapat diakses melalui bit.ly/bpom-isu-sirup-obat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com