JAKARTA, KOMPAS.com - Hujan di Jakarta bukanlah sesuatu yang melulu syahdu bagi kebanyakan warganya. Namun, kadang justru menjauhkan banyak orang dari hal-hal yang bersifat puitis, apalagi situasi merelaksasi diri.
Sebaliknya, hujan justru seringkali memunculkan perasaan stres, bahkan depresi.
Inilah yang dirasakan para pekerja Ibu Kota ketika hujan deras melanda.
Wilga (27) salah satunya, seorang aparatur sipil negara (ASN) sebuah instansi pemerintahan di Jakarta.
Baca juga: Pekerja Ibu Kota Dukung Heru Budi: Bagus Banget kalau WFH Saat Banjir
Kata dia, perasaan campur aduk yang membuat tidak nyaman muncul ketika hujan tiba.
"Merasakan seperti tinggal di neraka kalau pas hujan dan banjir (di Jakarta)," ujar Wilga kepada Kompas.com, Rabu (26/10/2022).
Betul, hujan deras memang seringkali menimbulkan banjir dan genangan di sejumlah ruas Ibu Kota.
Bila banjir terjadi, arus lalu lintas otomatis terkunci. Macet luar biasa tidak terhindarkan, membuat kesal para pekerja.
Baca juga: Heru Budi Minta Jajarannya Terapkan WFH jika Jakarta Banjir
"Kalau banjir dan macet, bergerak pun enggak bisa," keluh Wilga.
Wilga yang merupakan seorang rantauan membandingkan perasaannya saat hujan di Jakarta dengan suasana ketika hujan di daerah asalnya di sebuah kabupaten di Sumatera Selatan.
Ia dahulu tidak begitu membenci hujan dan tidak begitu takut dengan banjir, karena dirinya hanya melihat peristiwa ini melalui media sosial atau berita di televisi.
Namun, setelah bekerja di Jakarta, dia baru merasakan secara nyata bagaimana rasanya jadi korban banjir.
Baca juga: Jalan TB Simatupang Macet, Pengendara Motor Istirahat di Akses Masuk Tol JORR
Sama seperti Wilga, Janero (26) seorang pegawai swasta yang bekerja di Jakarta Timur juga merasakan perasaan yang tidak jauh berbeda.
"Khawatir banget ya, apalagi kalau (hujan) disertai angin kencang pas di jalan. Banyak kejadian tiang listrik roboh atau pohon yang nimpuk (menimpa) pengendara atau malah bikin jalanan tambah macet," ujar Janero saat dihubungi terpisah.
Menurut pengamatannya, tidak membutuhkan waktu lama bagi hujan di Jakarta untuk berubah menjadi banjir dan genangan di mana-mana. Apalagi, banjir dan genangan itu lama surutnya.