JAKARTA, KOMPAS.com - Kejayaan Pasar Tanah Abang seolah telah melewati masanya. Pusat grosir yang dikenal selalu disesaki pengunjung itu kini tampak berbeda.
Saat Kompas.com berkunjung ke Blok B Pasar Tanah Abang pada Kamis (27/10/2022), pasar yang dinobatkan sebagai pasar terbesar se-Asia Tenggara, kini tampak "akrab" dengan suasana sepi.
Berikut sejumlah cerita yang menggambarkan situasi Pasar Tanah Abang tak lagi seperti dulu:
Meskipun landai, bukan berarti benar-benar tidak ada aktivitas di sana. Kemarin, ada beberapa ibu berkeliling Blok B untuk berbelanja atau sekadar melihat-lihat barang jualan.
Baca juga: Menengok Pasar Tanah Abang yang Kini Sepi, Toko-toko Tutup sejak Siang...
Namun, jalan dari toko ke toko sangat lengang, beberapa penjual hanya terlihat duduk-duduk di depan kios menanti pembeli yang entah kapan datangnya.
Selain itu, beberapa penjual terlihat membereskan barang dagangan mereka, padahal waktu baru menunjukkan pukul 14.30 WIB, terlalu dini untuk menutup kios.
Unge, pemilik toko Balli Kebaya di Blok B Pasar Tanah Abang, merasakan penurunan pada omzetnya imbas sepi pengunjung di pusat grosir di wilayah Jakarta Pusat itu.
Menurut dia, Pasar Tanah Abang mulai sepi sejak satu bulan sesudah Lebaran Idul Adha 2022.
"(Sepi) sebulan setelah Lebaran Haji, ramai Lebaran Haji saja karena itu mulai ada acara pernikahan mulai ramai, tapi semenjak itu sampai hari santai semuanya," ujar Unge saat ditemui di Blok B Pasar Tanah Abang, Kamis (27/10/2022).
Unge menceritakan bagaimana dirinya pernah merasakan masa kejayaan berjualan di Pasar Tanah Abang.
Baca juga: Kenang Masa Kejayaan di Pasar Tanah Abang, Pedagang: Dulu Omzet Rp 30 Juta Per Toko, Sekarang...
Sebelum Covid-19 mewabah di Indonesia, kata Unge, tokonya bisa mendapatkan omzet puluhan juta rupiah dalam kurun waktu satu hari.
"Waktu jaya-jayanya sebelum Covid-19, biasanya kalau normal Rp 20 juta sampai Rp 30 juta untuk satu toko," ujar Unge saat ditemui di Blok B Pasar Tanah Abang, Kamis (27/10/2022).
Unge sendiri memiliki tujuh toko di Blok B Pasar Tanah Abang. Ia telah berjualan di sana lebih kurang 20 tahun.
"Itu satu toko, bayangkan saja kalau tujuh toko," ungkapnya.
Di puncak keemasannya selama menjadi pedagang di Pasar Tanah Abang, Unge pernah mendapatkan order hingga keluar daerah, bahkan negeri jiran, Malaysia.
Baca juga: Sepinya Pasar Tanah Abang, Pandemi Melandai tapi Omzet Pedagang Belum Meroket