JAKARTA, KOMPAS.com - Pahlawan nasional Mohammad Hoesni Thamrin memang telah lama wafat. Namun, jasa tokoh masyarakat Betawi ini tak bisa dilupakan begitu saja dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Untuk mengenang jasanya, masyarakat bisa mendatangi rumah Mat Sani, sapaan kecil Thamrin, yang kini menjadi museum yang terletak di Jalan Kenari II Nomor 15, Jakarta Pusat.
Museum itu tidak besar, lebih menyerupai sebuah rumah tinggal biasa dengan halaman yang luas. Di dalamnya rumah masa kecil Thamrin ini terdapat sejumlah foto, benda-benda peninggalan, replika, serta kisah hidup Thamrin.
”Sebenarnya, bangunan awal tidak begini. Setelah direnovasi untuk museum, hampir seluruh bangunan berubah menjadi bangunan model baru dengan lantai marmer,” kata pendiri Komunitas Historia Indonesia Asep Kambali dilansir dari Harian Kompas, Kamis (10/11/2022).
Baca juga: 127 Tahun MH Thamrin, Pahlawan Kemerdekaan dan Politik Sepak Bola
Thamrin adalah anak pasangan Tabri Thamrin dan Nurhana. Ayahnya adalah seorang seorang wedana di Batavia pada pemerintahan Gubernur Jenderal Van Der Wijk.
Wedana merupakan jabatan tertinggi kedua yang bisa dilaksanakan oleh warga pribumi pada masa itu.
Meskipun berasal dari keluarga terpandang, Thamrin tetap saja bergaul dengan teman-teman yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Ia juga aktif dalam pergerakan kemerdekaan.
Rumah yang dijadikan museum ini sempat masyhur dengan nama Gedung Permufakatan lantaran pernah dimanfaatkan sebagai Sekretariat Permufakatan Perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) pada Tahun 1935.
Thamrin juga menjadi anggota Dewan Kota Batavia (Gemeenteraad) dan dilanjutkan sebagai Dewan Rakyat (Volksraad).
Sebagai anggota Dewan, Thamrin kerap turun ke lapangan dan melihat kondisi di masyarakat. Tidak hanya itu, Thamrin juga berani membuat terobosan untuk memperbaiki lingkungan tempat tinggal masyarakat.
Baca juga: Menguak Riwayat Perjuangan M.H Thamrin dari Balik Tembok Museum
Di parlemen, Thamrin dengan lantang membuka fakta lapangan yang ditemukannya. Ini yang membuat Thamrin dicap sebagai anggota Dewan yang vokal. Di masyarakat, Thamrin muncul sebagai sosok yang melahirkan ide cemerlang.
”Irigasi, perbaikan saluran air, serta sanitasi di lingkungan merupakan beberapa pemikiran Thamrin. Saluran air menjadi cikal bakal saluran PDAM,” kata Asep.
Perbaikan lingkungan ini yang membuat nama Thamrin dikenang sebagai salah satu pelopor perbaikan lingkungan di Jakarta. Pada masa kepemimpinan Gubernur Ali Sadikin, program yang dimulai oleh Thamrin kembali dilanjutkan di Jakarta.
Thamrin adalah sosok yang membaktikan hidup untuk Jakarta dan Indonesia. Dia adalah contoh pemimpin yang menggunakan jabatannya untuk kepentingan rakyat banyak.
Menurut Thamrin, tutur Asep, setiap pemerintah harus mendekati kemauan rakyat. Hal itu, Asep menambahkan, harus menjadi dasar untuk memerintah.