JAKARTA, KOMPAS.com - Suara Kapolsek Metro Taman Sari AKBP Rohman Yonky Dilatha serak di balik pelantang suara yang tidak didengar massa. Keringatnya bercucuran seiring kekhawatiran membayangkan atas kemungkinan terburuk.
Pada Rabu (9/11/2022) malam itu, ratusan masa ojek online (ojol) menggeruduk sebuah hotel di kawasan Taman Sari, Jakarta Barat.
Mereka mencari seorang pejalan kaki yang melarikan diri usai memukul salah satu ojol, tak jauh dari hotel tersebut. Penyebabnya sederhana, perselisihan paham saat hampir tertabrak di jalan.
Akibat pemukulan yang dilakukan KDF (48) terhadap seorang ojol, rekan ojol di sekitar lokasi mengejar KDF. Jumlah ojol terus bertambah seiring informasi yang tersebar melalui perpesanan singkat dan sosial media.
Baca juga: Pejalan Kaki Dikepung Ratusan Orang di Taman Sari karena Pukul Pengemudi Ojol
"Kalau ojol kan solidaritas dan cepat viral juga. Jadi massa yang berkumpul makin malam makin banyak orang. Barangkali yang diterima rekan-rekan ojol, tidak utuh peristiwanya. Sehingga banyak terdengar provokasi dari masa yang bercampur antara ojol, masyarakat, anak kecil, ibu-ibu, semua pada nonton," ungkap Yonky saat dihubungi, Jumat (11/11/2022).
Mendampingi Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Pasma Royce yang sibuk meredam amarah massa ojol, Yonky juga berupaya menenangkan mereka menggunakan pelantang suara.
"Kalau teriak sendiri suaranya enggak kuat, akhirnya pakai toa. Tapi tetap enggak bisa, enggak mau mundur juga mereka. Sampai habis suara saya, sampai sekarang," kenang Yonky.
Baca juga: Tak Terima Rekannya Dipukul, Massa Ojol Kepung Hotel Tempat Pejalan Kaki Bersembunyi
Yonky khawatir, dengan hadirnya ratusan massa dan provokasi-provokasi yang terdengar di antara keramaian orang, akan terjadi aksi anarkis. Sebab, pintu kaca hotel telah pecah, sejumlah pot tanaman di depan hotel sudah rusak.
"Saat saya datang, kaca sudah pecah. Saya juga lihat beberapa pot rusak. Saya khawatir provokasi yang berkembang. Info yang diterima massa bisa saja tidak utuh, takutnya emosi tersulut dan berkembang menjadi anarkis. Itu yang kami takutkan," ujar dia.
Selain itu, ia juga khawatir terjadi bentrokan antara massa dan anggota kepolisian.
Dengan jumlah anggota polsek yang sangat sedikit dibandingkan ratusan massa, ia khawatir selain massa, petugas turut menjadi korban.
"Saya khawatir justru pertikaian antara masa dan petugas. Saya bilang ke massa bahwa kami tidak ada permasalahan. Saya juga mewanti ke pentolan massa ojolnya, bahwa jangan sampai anggota saya jadi korban gara-gara mengamankan ini. Karena jumlahnya sangat enggak imbang," ungkap Yonky.
Baca juga: Pejalan Kaki Pukuli Ojol di Taman Sari, Diduga Kesal karena Hampir Terabrak Saat Menyeberang
Menyadari situasi yang berbahaya, Yonky pun meminta perbantuan dari Polres Metro Jakarta Barat. Namun, meski bantuan datang, perbandingan jumlah antara petugas dan massa masih sangat tidak berimbang.
"Kami, gabungan Polsek dan Polres sekitar 50 personel. Massanya ratusan orang, malah bisa jadi hampir seribu kalau sama orang yang di luar-luar," sebut dia.
"Jumlah massa dengan kekuatan petugas sangat tidak berimbang. Takutnya malah kami yang menjadi bulan-bulanan," ujar Yonky.