Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debu Batu Bara di Rusun Marunda yang Sempat Hilang Kini Muncul Lagi, dari Mana Asalnya?

Kompas.com - 14/11/2022, 21:37 WIB
Zintan Prihatini,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Marunda Cilincing, Jakarta Utara terus mengalami pencemaran debu batu bara.

Debu batu bara itu memang sempat hilang, namun belakangan muncul lagi dan sumbernya belum diketahui.

Berdasarkan penuturan Pengurus Forum Masyarakat Rusunawa Marunda (FMRM), Cecep Supriadi, Maret hingga Juni 2022 menjadi bulan terparah bagi warga yang terdampak.

Sebab, cemaran debu batu bara menyebabkan gangguan kesehatan termasuk infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA.

"Banyak warga yang terkena batuk-batuk, radang tenggorokan, ISPA, gatal-gatal, dan sakit mata," ujar Cecep saat dihubungi, Senin (14/11/2022).

"Belum lagi, selasar-selasar di hunian rumah warga jadi kotor hitam pekat," lanjutnya lagi.

Baca juga: Berulangnya Pencemaran akibat Debu Batu Bara di Marunda, Anak Saya Batuk sampai Sesak Napas...

Cecep mengaku, sejak munculnya debu batu bara, banyak warga yang mengeluh terganggu.

Bahkan, pedagang makanan kala itu enggan untuk menjajakan dagangannya lantaran intensitas sebaran debu yang tinggi.

Debu batu bara, kata dia, sempat berhenti sejak Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta mencabut izin PT Karya Citra Nusantara (KCN).

Namun debu hitam itu kembali mengotori rumah warga di Rusunawa Marunda, sejak Kamis (10/11/2022).

Cecep sendiri belum mengetahui dari mana asal debu yang kembali muncul. Sehingga pihaknya mendesak pemerintah untuk segera menginvestigasi cemaran tersebut.

"Kami masyarakat Rusun Marunda meminta kepada Pak Gurbernur untuk segera membuat tim investigasi ke wilayah tersebut, untuk mencari tahu pencemaran ini berasal. Dan hasil dari investigasinya agar segera diumumkan kepada awak media," tegas Cecep.

Baca juga: DLH DKI Pastikan Debu Batu Bara yang Cemari Rusun Marunda Bukan dari PT KCN

Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta Asep Kuswanto memastikan, debu batu bara yang mencemari Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, belakangan ini bukan dari PT Karya Citra Nusantara (KCN).

"Di sekitar Marunda masih banyak sekali industri yang menggunakan batu bara, baik sebagai bahan bakar maupun bongkar muatnya, sehingga kalau dari KCN sendiri bisa kami pastikan di sana tidak ada bongkar muat lagi," ujar Asep di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Kamis (10/11/2022).

Asep menuturkan, Dinas LH DKI sedang berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk menelusuri sumber pencemaran di wilayah Marunda.

"Sedang kami coba koordinasikan dengan KLHK terkait sumber pencemar lainnya," tutur Asep.

"Saya juga sudah menugaskan tim sebagai tindak lanjut akibat sanksi KCN, untuk dapat melihat, memantau, pabrik-pabrik dan industri mana lagi yang masih mencemari," kata dia.

Baca juga: Kadis LH DKI: Pelan-pelan, Industri yang Gunakan Batu Bara Akan Kami Hilangkan

Asep menambahkan bahwa Dinas LH DKI juga telah memasang alat pemantau kualitas udara di sekitar Marunda.

"Saat ini memang kami sedang melakukan evaluasi terhadap kondisi cuaca dan pencemaran di Marunda. Ini kami sedang menempatkan stasiun pemantauan kualitas udara di sana," ucap Asep.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Megapolitan
Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com