JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Jakarta yang terkumpul dalam Forum Warga Kota (FAKTA) Indonesia meminta PT Transportasi Jakarta menghapus sistem tap in dan tap out dengan satu kartu untuk satu pengguna.
Sistem baru itu diberlakukan Transjakarta untuk mendukung tarif integrasi dengan transportasi lain seperti MRT dan LRT.
Namun Sekretaris Jenderal FAKTA Indonesia Ari Subagyo Wibowo mengatakan, penerapan sistem tap in dan tap out itu sampai saat ini belum sempurna.
Akibatnya, kerap kali muncul berbagai permasalahan seperti penumpang harus membayar dua kali dan timbulnya antrean panjang di halte-halte bus transjakarta.
"Kalau saya tetap mengusulkan untuk menggunakan sistem lama atau single tarif. Seharusnya Transjakarta jangan berfikir untuk merubah, tapi bagaimana uji publik itu yang harus dilakukan dahulu," ujar Ari saat dikonfirmasi, Senin (14/11/2022).
Baca juga: Tap In Tap Out Transjakarta Dilaporkan ke KPK, Diduga Ada Kerugian Rp 1,6 M per Hari
Dengan sistem lama, maka pelanggan Transjakarta cukup menempelkan kartu sekali saat masuk halte bus. Satu kartu uang elektronik pun bisa dipakai banyak pengguna.
Akibat minimnya sosialisasi yang dilakukan PT Transjakarta dalam penerapan sistem tap in dan tap out, kata Ari, banyak masyarakat yang merasa dirugikan akibat kebijakan yang berlaku sejak bulan Oktober itu.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang mendorong masyarakat menggunakan transportasi publik justru dibuat malas menggunakan layanan bus transjakarta akibat penerapan sistem tap in dan tap out yang belum maksimal.
"Jadi korbannya sekali lagi masyarakat yang telah menggunakan Transjakarta, harus didukung dengan sistem yang benar jangan sampai merugikan konsumen," katanya.
Baca juga: Transjakarta Dilaporkan ke KPK akibat Sistem Tap In Tap Out, Ini Penjelasan Pelapor
Adapun PT Transjakarta telah dilaporkan atas dugaan korupsi pemotongan saldo pada penerapan sistem tap in dan tap out ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Laporan tersebut dibuat oleh warga bernama Musa Emyus didampingi oleh Forum Warga Kota (FAKTA) Indonesia pada Senin (14/11/2022) sekitar pukul 13.30 WIB.
"Ternyata ada indikasi (korupsi), karena pada awal Oktober ada pemotongan dua kali, di tap in-nya dipotong di tap out-nya dipotong. Nah itu yang kami pertanyakan, sudah kami buatkan laporannya," kata Musa saat ditemui awak media di Gedung Merah Putih KPK, Senin.
Musa mengaku telah melampirkan sejumlah dokumen terkait dugaan korupsi pada PT Transjakarta.
"Ada barang bukti yang pemotongan kedua kalinya diserahkan ke KPK," kata Musa.