TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menyoroti adanya sejumlah pusat perbelanjaan atau mal di wilayah Jabodetabek yang kian sepi.
Ketua Umum DPP APPBI Alphonzus Widjaja mengatakan, untuk mengembalikan kejayaan, mal harus menambah fungsi selain tempat berbelanja.
Salah satunya menjadikan mal sebagai tempat berinteraksi.
"Masyarakat Indonesia memiliki budaya senang berkumpul dengan teman, kolega, keluarga dan sebagainya. Pusat perbelanjaan harus dapat menyediakan fasilitas tersebut dan menjadi tempat bagi masyarakat untuk berinteraksi dengan sesamanya yang bukan di dunia maya," kata Alphonzus melalui keterangan tertulisnya, Jumat (18/11/2022).
Baca juga: Banyak Mal Sepi, APPBI Sebut Penyebabnya Bukan Cuma Pandemi Covid-19
Fungsi lain mal, Alphonzus berujar, bisa berubah-ubah sesuai perkembangan zaman.
Namun, pada dasarnya fungsi lain tersebut merupakan fasilitas yang menjadi tempat bagi pengunjung untuk berinteraksi.
APPBI kemudian menyarankan mal menyediakan dua fasilitas dengan memanfaatkan konsep gedung dan tenancy mix atau variasi toko yang lengkap.
"Tempat atau fasilitas untuk berinteraksi dapat dalam dua bentuk, yaitu konsep gedung dan tenancy mix atau dengan kata lain variasi toko yang lengkap, seperti misalnya restoran-restoran keluarga, arena bermain anak, kafe, atau kedai kopi dan lain sebagainya," jelas Alphonzus.
Baca juga: Senja Kala Mal Blok M, Tinggal Tiga Toko yang Bertahan di Lorong Lengang...
Sementara itu, konsep gedung yang dimaksud yaitu gedung yang memiliki fasilitas publik seperti taman dan plaza yang nyaman.
Dengan demikian, area itu akan menjadi tempat yang bagus untuk pengunjung berinteraksi sosial.
Sebelumnya diberitakan, ada beberapa mal yang semakin sepi usai pandemi Covid-19 melanda. Salah satunya yaitu Mal Blok M.
Mal yang berada di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, itu kini terlihat sepi dari pedagang ataupun pembeli.
Satu per satu pedagang di sana mundur dan menutup usahanya. Pada Rabu (16/11/2022), Kompas.com melihat hanya tiga kios yang masih bertahan di sana.
Ketiganya sama-sama menjual pakaian namun memiliki pangsa pasar yang berbeda. Satu kios berlokasi di sebelah kiri, sedang dua lainnya berada di sebelah kanan area lantai dasar.
Baca juga: Alasan Pembeli Tetap Belanja di Mal Blok M yang Kini Sepi, Harga Murah Bisa Dapat Barang Branded
Kompas.com pun berbincang dengan Rizki (30), salah satu pedagang yang pernah berjualan di Mal Blok M.
Rizki lantas menceritakan bagaimana dia gulung tikar akibat pandemi Covid-19 pada Maret 2020.
Pedagang pakaian pria yang merintis usahanya sejak 2017 itu mengaku tak sanggup lagi membayar sewa kios di Mal Blok M.
"Kan enggak ada pelanggan, benar-benar sepi, harga sewa juga enggak turun. Karena enggak ada pemasukan, jadinya bingung buat bayar sewa," ujar Rizki saat ditemui di Mal Blok M, Rabu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.